Jepang

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melaporkan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Topan Hagibis, di Jepang yang berlangsung sejak Sabtu (12/10).

Menurut laporan badan penyiaran umum Jepang, NHK, badai Topan Hagibis yang menghantam Tokyo, Jepang, pada Sabtu (12/10) hingga Ahad (13/10), telah mengakibatkan setidaknya 11 orang tewas dan 16 lainnya hilang.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu Judha Nugraha menjelaskan, beberapa WNI yang rumahnya tergenang banjir dan beberapa turis WNI menginap di hotel sampai menunggu jadwal penerbangan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menginstruksikan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka agar terus memantau dan membantu WNI terdampak. Berdasarkan catatan, jumlah WNI di Jepang mencapai 56.346 orang.

Ahad (13/10) siang, cuaca Tokyo dan Osaka dilaporkan cerah dan masyarakat telah kembali beraktivitas dan penerbangan di Bandara Tokyo dan Bandara Osaka juga telah kembali normal.

Selain menyebabkan korban jiwa, badai topan terkuat yang menerjang Tokyo sejak 1958 itu juga melumpuhkan ibukota dengan menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri wilayah perumahan serta membuat hampir setengah juta rumah tidak teraliri listrik.

Pemerintah setempat telah meningkatkan status peringatan tentang hujan dan banjir di wilayah Kanto, yang terletak di sekitar Tokyo, karena Topan Hagibis merambat ke pesisir pantai timur laut Jepang.

Sementara pemerintah berfokus untuk mendata kerusakan akibat badai topan tersebut, peringatan yang sama untuk wilayah utara ibukota juga mulai ditingkatkan pada Ahad pagi. (yan)