Beras Impor

Kastara.id, Jakarta – Peran dan kapasitas Badan Urusan Logistik (Bulog) harus ditingkatkan untuk atasi defisit beras yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Teori impor bila terjadi defisit perlahan harus ditinggalkan.

Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto yang dimintai komentarnya di DPR, mengatakan, beras nasional memang sedang mengalami kekurangan. Dan pemerintah harus diingatkan agar tidak selalu mengambil langkah impor untuk menutup defisit beras. “Kita selalu mengingatkan pemerintah jangan ambil jalan pintas yang bila kekurangan selalu impor. Kapan kita mau maju kalau terus terpaku pada rumus yang berlaku, yaitu bila persediaan kurang lalu impor,” katanya, Senin (15/1).

Untuk mengatasi defisit beras, peran Bulog pun menjadi keniscayaan untuk dimaksimalkan. Pemerintah juga diimbau politisi Partai Demokrat ini, agar peduli dan punya keberpihakan pada nasib petani. Dengan memperhatikan petani, kualitas beras nasional bisa ditingkatkan sekaligus memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri.

Selain itu, sinergitas BUMN bidang pangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian juga perlu ditingkatkan. Bangsa ini mestinya sudah mampu memenuhi kebutuhan beras nasionalnya sendiri dengan kualitas yang baik. Sekali lagi teori impor untuk menutup defisit beras harus ditinggalkan, seru Agus lagi.

Ditanya soal data stok beras yang simpang siur dan adanya surplus beras di Sulawesi Selatan, Agus mengatakan, bila di Sulsel ada surplus beras bisa ditarik ke pusat untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah yang sedang defisit. “Surplus di Sulsel harus disesuaikan dengan yang ada di sini. Kalau di tempat lain ada yang surplus, bisa ditarik ke pusat yang kemudian menjadi stok nasional,” ucapnya. (mar)