Reiselivsmessen 2019

Kastara.ID, Oslo – Dinginnya winter mencapai minus 9° celcius tidak menyurutkan mesin diplomasi ekonomi dan sosial budaya KBRI Oslo untuk berpartisipasi dalam salah satu pameran wisata terbesar di wilayah Nordik, Reiselivsmessen, yang digelar selama tiga hari, mulai tanggal 11 sampai dengan 13 Januari 2018, di Telenor Arena Oslo.

Pada pembukaan anjungan, Dubes RI Oslo Todung Mulya Lubis menyampaikan bahwa keikutsertaan dalam pameran merupakan bagian dari upaya berkelanjutan agar Indonesia tetap eksis dalam radar destinasi wisata unggulan bagi warga Norwegia.

PF Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Oslo, Nina Evayanti menjelaskan bahwa pada pameran kali ini, KBRI Oslo bekerja sama dengan 1-2 Travel Agent yang berada di Oslo. Mereka ikut mengisi dan menyebarluaskan informasi megenai destinasi wisata prioritas yang ditetapkan Pemerintah RI, antara lain Borobudur, Bromo, Labuan Bajo, Danau Toba, Morotai, Kepulauan Seribu dan Wakatobi. Selain itu, objek wisata lainnya yang telah banyak dikenal, seperti Bali, Lombok, Raja Ampat, Pulau Komodo, dan Yogyakarta, serta destinasi wisata menarik lainnya juga menjadi andalan untuk menggaet wisman potensial Norwegia.

Tarian tradisional Cendrawasih, Renggong Manis, Manuk Rawa, Sekar Jagat, dan Pakarena, yang disuguhkan diaspora Indonesia di Oslo (Krama Bali, Tim Tari Anak Indonesia, dan Nina Elang) selama pameran juga telah memukau pengunjung. Promosi produk dan kuliner Indonesia yang didukung oleh Scanesia (Importir Produk-Produk Indonesia di Norwegia) bersama-sama warga masyarakat Indonesia di Oslo semakin melengkapi materi anjungan yang seakan menjadi ‘magnet’ pameran.

PF Ekonomi I KBRI Oslo Wisnu Lombardwinanto mengungkapkan adanya berbagai pertanyaan dari pengunjung terkait bencana alam, kecelakaan moda transportasi, isu terorisme, violent extrimism, dan berbagai keresahan sosial yang banyak diliput media. Menanggapi hal itu, kesempatan pameran juga dimanfaatkan untuk menyerbarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan, perbaikan dan preventif yang dilakukan Pemerintah, industri pariwisata, dan pihak-pihak terkait, sekaligus meyakinkan wisman potensial Norwegia bahwa Indonesia masih menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk berwisata.

PF Ekonomi II KBRI Oslo Eftariyadi Badri menambahkan bahwa secara umum warga Norwegia, khususnya para pengunjung pameran, tidak banyak terpengaruh atas isu-isu tersebut dan tidak menyurutkan animo untuk berwisata ke Indonesia, baik melalui jalur umum, maupun jalur lainnya seperti kapal layar menuju Indonesia. Sebaliknya, panorama keindahan dan kelestarian alam, keragaman seni budaya disertai keramahtamahan, dan kemajuan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di tanah air terbukti semakin meningkatkan ekspektasi dan mendorong minat calon-calon wisman Norwegia untuk menghabiskan masa liburannya di Indonesia.

Warga Norwegia yang rata-rata berpendapatan tinggi (salah satu GDP tertinggi di dunia: sekitar USD 78 ribu/2017) memiliki tradisi berlibur ke luar negeri setiap tahunnya. Pada tiap musim panas, lebih dari 60% masyarakat Norwegia berwisata ke luar negeri. Wisman Norwegia juga melakukan spending di atas rata-rata wisman asal negara Eropa lainnya, yaitu rata-rata 1 wisman Norwegia membelanjakan sekitar USD 4.300 per 1 kali perjalanan, yang 90%-nya dihabiskan untuk kuliner, akomodasi, dan tiket masuk pertunjukan/atraksi.

Dubes Todung Mulya Lubis menggarisbawahi tugas kita bersama untuk me-maintain ‘Indonesianis’ di Norwegia yang rutin berwisata ke Indonesia dan terus berupaya optimal menjaring wisman-wisman potensial Norwegia untuk berkunjung ke Indonesia. Dubes juga menekankan bahwa sudah waktunya kita memberi perhatian lebih besar pada segmen market ini yang perlu didukung penuh oleh Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait, mengingat besarnya potensi devisa dari high-quality tourist asal Norwegia.

Kekayaan dan ragam destinasi dan tematik wisata nusantara yang gencar dipromosikan KBRI Oslo tersebut sukses menyedot perhatian pengunjung pameran yang diperkirakan lebih banyak dikunjungi oleh warga Norwegia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (42.360 orang/2018), serta membuahkan hasil nyata dan terukur, ditandai dengan banyaknya pemesanan paket-paket wisata yang ditawarkan dan komitmen pengunjung Norwegia untuk berwisata ke Indonesia. (nad)