Gelare Jabbari

Kastara.ID, Jakarta – Dua presenter TV Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) milik pemerintah Iran menyatakan mengundurkan diri dari pekerjaan setelah insiden rudal menghantam pesawat komersial Ukraina hingga menewaskan seluruh penumpang.

Menurut pengakuan salah satu dari presenter melalui unggahan di akun media sosial, mereka telah menyampaikan kebohongan selama 13 tahun.

“Sangat sulit bagi saya untuk percaya bahwa orang-orang kita telah terbunuh. Maafkan saya karena telat mengetahui ini. Dan maafkan saya selama 13 tahun telah berbohong,” kata Gelare Jabbari di Instagram seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (15/1).

Senada dengan itu penyiar Zahra Khatami, juga mengaku akan berhenti bekerja di IRIB. “Terima kasih telah menerima saya sebagai penyiar hingga hari ini. Saya tidak akan pernah kembali ke TV. Maafkan saya.”

Tak hanya mereka berdua, jurnalis lain, Saba Rad menyatakan keinginan untuk mundur dari media. Lewat media sosial dia mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadap kariernya selama bertahun-tahun.

Pengunduran diri para wartawan dan jurnalis itu dilaporkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Iran awalnya sempat mengelak telah menembak jatuh pesawat komersial Ukraina, Pesawat Boeing 737 maskapai Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS752 yang membawa 176 orang jatuh di pinggiran Teheran, pada 8 Januari lalu.

Militer Iran baru mengakui salah sasaran tiga hari setelah kejadian. Bahkan, dilaporkan sempat ada upaya untuk menutupi kejadian tersebut.

Sementara Presiden Hassan Rouhani mengakui kesalahan angkatan bersenjata Iran tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina sehingga menewaskan seluruh penumpang dan awak.

Jurnalis media pemerintah Press TV, Ghanbar Naderi mengatakan, kebohongan pemerintah soal penembakan pesawat telah membuat kepercayaan publik hilang. “Jika IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) menembak jatuh pesawat sipil, saya tidak punya pilihan selain mengutuknya,” kata Ghanbar Naderi kepada BBC Radio Today.

Sementara Asosiasi Jurnalis Iran yang berbasis di Teheran mengatakan, kebohongan pemerintah juga telah mengikis kredibilitas media yang memberitakan. “Berbohong paling parah ketika kita membohongi diri kita sendiri; dan pegawai televisi pemerintah Iran mengakui bahwa kredibilitas mereka telah hilang,” kata asosiasi jurnalis itu.

Menurut mereka, kejadian ini membuat publik tidak lagi percaya dengan data resmi. Bahkan, insiden salah tembak itu juga membuat warga Iran turun ke jalan untuk menuntut tanggung jawab pemerintah. Ratusan pedemo berunjuk rasa di Ibukota Teheran memprotes keteledoran militer Iran. (sud)