Kabinet

Kastara.ID, Jakarta – Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga mengungkapkan bahwa isu reshuffle kabinet, khususnya menteri dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), semakin menguat.

“Kalau isu itu benar, tentu perlu diperjelas alasan reshuffle dilakukan. Bila reshuffle karena atas dasar kinerja, memang sudah seharusnya dilakukan,” ujar Jamil seperti yang disampaikannya langsung kepada Kastara.ID, Senin (15/5) siang.

Menurutnya, kinerja tiga menteri dari Nasdem selama ini dinilai baik. Tidak terdengar komentar dari Presiden Joko Widodo terkait kinerja menteri dari Nasdem.

“Kalau mengacu pada kinerja, tentu lebih layak menteri lain yang di-reshuffle. Menteri pendidikan, menteri koperasi, dan menteri sosial lebih layak di-reshuffle daripada menteri dari Nasdem. Tiga menteri ini sampai sekarang belum terdengar prestasinya,” jelasnya.

Selain itu, wakil-wakil menteri yang begitu banyak juga tak terdengar kiprahnya. Wakil Menteri yang terdengar kiprahnya hanya Wakil Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Kesehatan. Karena itu, wakil-wakil menteri lainnya lebih baik ditiadakan sehingga dapat menghemat anggaran.

“Kalau Jokowi melakukan reshuffle menteri dari Nasdem, maka bukan karena kinerjanya rendah. Reshuffle dilakukan semata karena atas pertimbangan politis saja,” imbuhnya.

Jadi, menurut pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini, reshuffle yang akan dilakukan tidak akan meningkatkan kinerja kabinet Jokowi. “Reshuffle hanya untuk memuaskan nafsu politis dengan mendepak menteri-menteri yang tak sealiran. Reshuffle bermotifkan seperti itu tentu tak baik bagi kemajuan bangsa dan negara,” pungkasnya. (dwi)