Kastara.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) kepada sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram.

Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan, dalam sebelas DNS itu, banyak sekali kanal layanan yang bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

“Kami telah meminta Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemutusan akses (pemblokiran) terhadap sebelas Domain Name System (DNS) milik Telegram,” katanya, di Jakarta, Sabtu (15/7).

Adapun DNS yang diblokir yaitu t.me, telegram.org, core.telegram.org, desktop.telegram.org, macos.telegram.org. web.telegram.org, venus.web.telegram.org, pluto.web.telegram.org, flora.web.telegram.org, flora1.web.telegram.org.

Dampak terhadap pemblokiran ini adalah tidak bisa diaksesnya layanan Telegram versi web (tidak bisa diakses melalui komputer). “Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Semuel.

Semuel menjelaskan, aplikasi Telegram ini dapat membahayakan keamanan negara karena tidak menyediakan SOP dalam penanganan kasus terorisme. Dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 40 UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

“Kemkominfo selalu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga negara dan aparat penegak hukum lainnya dalam menangani pemblokiran konten-konten yang melanggar peraturan perundangan-undangan di Indonesia,” katanya. (nad)