Oleh; Muhammad AS Hikam

Presiden Jokowi akhirnya memutuskan mengangkat mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan  sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menggantikan Archandra Tahar, kemarin (14/10/16). Pihak yang disebut terakhir itu diangkat menjadi Wakil Menteri ESDM, kendati rumor yang berhembus sepanjang sebulan terakhir mengatakan bahwa pria kelahiran Sumbar itu akan dikembalikan lagi menjadi menteri setelah ihwal kewarganegaraannya dianggap selesai.

Bagi saya, keputusan Presiden Jokowi sangat tepat dan cerdas, bahkan “nyaris brillian.” Mengapa demikian? Pertama, Presiden Jokowi menunjukkan kepada parpol-parpol pendukung beliau, baik yang sejak awal maupun pendatang baru bahwa dirinya benar-benar mandiri. Tetapi pada saat yang sama, beliau juga tidak “mengguncang perahu” yang sedang berlayar yang bisa mengakibatkan keribetan lagi. Kedua, Ignasius Jonan memiliki rekam jejak yang sangat kinclong dalam profesionalisme, keberanian, dan ketegasan, dan bersih. Sementara Archandra Tahar dianggap memiliki kapasitas teknis bidang energi yang bisa diandalkan, sehingga perpaduan Ignasius Jonan dan Archandra Tahar dianggap memiliki daya dobrak kuat yang diperlukan untuk mereformasi sektor ESDM yang konon masih amburadul itu.

Tiga, secara politik, pemilihan dan pengangkatan kedua profesional tersebut tidak akan menciptakan resistensi yang serius di Senayan, apalagi dari publik. Ini berbeda dengan jika Presiden Jokowi bersikukuh mengangkat kembali Archandra Tahar. Keempat, solusi win-win dengan menempatkan Archandra Tahar sebagai Wamen ESDM juga cerdas. Sebab suka atau tidak, Presiden Jokowi tampaknya secara pribadi memang menghendaki kehadiran pakar migas dari Texas A & M University itu. Namun karena persepsi publik dan politik tak terlalu kondusif jika AT jadi menteri lagi, maka kompromi inilah yang terbaik.

Sebagai tambahan, pengangkatan Ignasius Jonan dan Archandra Tahar ini tak diendus oleh media dan pengamat sebelumnya, sehingga mengurangi spekulasi-spekulasi dan deal-deal politik yang bisa membuat kegaduhan. Mengembalikan Ignasius Jonan ke dalam jajaran Kabinet Kerja (KK), menurut hemat saya, adalah langkah cerdas dan “nyaris brillian” dari RI-1. Selain tidak punya keterkaitan dengan dunia minyak dan gas, Ignasius Jonan adalah sosok yang tak bisa dimainkan oleh elite parpol dan pemodal. Presiden Jokowi sendiri mengatakan Ignasius Jonan punya karakter “keras kepala dan pemberani.” Dua karakter tersebut plus kepiawaian dalam manajemen ketika menjabat Menhub dan sebelumnya sebagai Dirut KAI adalah modal penting Ignasius Jonan.

Presiden Jokowi sekali lagi membuktikan kepada para pendukungnya, pengkritiknya, lawan politiknya, dan kepada rakyat Indonesia bahwa beliau mampu mencari solusi yang win-win dalam masalah-masalah strategis, dengan tetap menampilkan ciri sebagai pribadi yang punya kemandirian yang tinggi. Kita lihat dan ikuti bagaimana kiprah duet Ignasius Jonan dan Archandra Tahar dalam memecahkan persoalan strategis bidang energi ke depan.

Bravo Presiden Jokowi dan selamat bertugas Pak Ignasius Jonan dam\n Archandra Tahar. (*)