Twink

Kastara.ID, Bogor – Industri mesin peralatan untuk pendukung ketenagalistrikan terus berkembang di Indonesia, yang antara lain telah menghasilkan produk peralatan pembangkit, transmisi dan distribusi listrik. Struktur industri ini dinilai semakin dalam seiring dengan peningkatan investasi, yang juga diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di kancah global.

“Oleh karena itu, kami mengapresiasi terhadap kerja sama teknik dan perjanjian lisensi antara PT Twink Indonesia dengan Siemens AG,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Pabrik Peralatan Listrik Tegangan Tinggi – Vacuum Circuit Breaker and Gas Insulated Switchgear PT Twink Indonesia High Voltage di Bogor, Selasa (15/10).

Menurut Menperin, investasi pabrik tersebut senilai Rp 500 miliar yang ditargetkan bisa menghasilkan nilai penjualan produknya sebesar Rp 500-600 miliar serta menyerap tenaga kerja sebanyak 100 orang. Pabrik ini akan memproduksi peralatan utama tegangan tinggi yang dapat digunakan di semua proyek-proyek gardu induk baik itu milik PLN, swasta maupun kawasan industri.

“Diharapkan pesanan pabrik ini bisa mencapai target yang direncanakan. Jadi, tugasnya PLN dan pihak ESDM untuk memastikan ordernya tepat waktu, sehingga jadwal tunggunya tidak terlalu lama,” ujarnya. Apalagi, dengan adanya kebijakan mengenai pengoptimalan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), diyakini bakal memacu produktivitas industri nasional.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri dan diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang Tim Nasional P3DN. “Kebijakan penggunaan produk dalam negeri pada sektor ketenagalistrikan ini akan menjadi lokomotif yang menarik bagi pertumbuhan industri mesin peralatan pembangkit di dalam negeri,” jelasnya.

Airlangga pun menegaskan, bagi pemerintah, apabila industri di dalam negeri sudah ada yang mampu memproduksi, tidak perlu lagi melakukan impor. Pasalnya, peningkatan produktivitas di sektor industri dalam negeri dapat meningkatkan daya tahan perekonomian nasional. “Apalagi, industri ini termasuk yang menghasilkan produk substitusi impor,” tandasnya.

Kemudian, guna menjaga produktivitas, pemerintah akan mendorong keberlanjutan ordernya. Sebab, peningkatan konten lokal juga tergantung dari kepastian pembelian barang. “Investasi ini merupakan bukti kepercayaan PLN kepada industri kita. Jadi, kepercayaan ini harus terus dijaga karena dapat meningkatkan kemampuan industri kita,” imbuhnya.

Produk-produk yang telah dihasilkan dari industri mesin peralatan pendukung ketenagalistrikan di dalam negeri, antara lain komponen utama pembangkit seperti Boiler, Generator, Power Transformator, Gas Insulated Switchgear (GIS), Pompa, Balance of Plant (BOP), Tower Transmisi, Konduktor, Trafo Distribusi, dan Panel Listrik. Saat ini, kebutuhan produk GIS untuk memenuhi kebutuhan transmisi tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar 150 set per tahun dengan nilai TKDN berkisar 10%-35%.

“Kami mengharapkan agar PT Twink Indonesia High Voltage yang telah bekerja sama dengan Siemens AG dapat melakukan transfer teknologi sehingga daya saing dan kemampuan industri dalam negeri terus meningkat seiring untuk mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan,” paparnya

Saat ini, sebagai strategi peningkatan TKDN dalam Proyek Jaringan Distribusi, PT PLN (Persero) telah melakukan sistem pengadaan terpusat dengan persyaratan utama kualifikasi Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) yang terdiri dari pabrikan dalam negeri. Selanjutnya, kami mengharapkan agar PT PLN (Persero) dapat memberikan apresiasi lebih kepada pabrikan yang memiliki nilai TKDN lebih tinggi.

“Selanjutnya, kami juga mengapresiasi kepada PLN dan Kementerian ESDM yang telah mendorong pelaksanaan program peningkatan produksi di dalam negeri,” ujar Airlangga.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian telah mendorong implementasi industri 4.0 di Tanah Air melalui peluncuran dan pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0. Di dalam peta jalan tersebut, diharapkan Indonesia bisa menambah pertumbuhan ekonominya melalui dari sektor ekonomi digital.

“Sektor digital itu persyaratannya adalah infrastruktur dan kemarin pemerintah sudah dorong melalui infrastruktur Palapa Ring sampai ke wilayah timur. Jadi, sekarang dari Sabang sampai Merauke sudah dilengkapi infrastruktur digital dengan jaringan fiber optic,” ungkapnya.

Direktur PT Twink Indonesia Stanley Milikan menyampaikan, pihaknya telah membuat produk-produk ketenagalistrikan sejak awal tahun 1970-an, mulai dari produk sederhana, produk yang berkapasitas 20 kv hingga akhirnya membuat produk tegangan tinggi. “Sebetulnya di segmen tegangan tinggi ini, kami sudah memproduksi Transmission Tower sejak 1973 dan kami juga sedang membuat tiang listrik beton pratekan,” sebutnya.

Pada tahun 1979, teknologi produksi PT Twink Indonesia terus berkembang, yang diadopsi dari Jerman. “Kami jadi produsen alat-alat listrik dan supplier alat-alat listrik ke PLN. Kami juga merupakan kontraktor dalam konstruksi transmisi gardu induk. Bahkan, kami juga pernah membangun PLTU di Lombok dan di Sumbawa,” ungkapnya.

Melalui kerja samanya dengan Siemens AG, para tenaga kerja PT Twink Indonesia akan mendapatkan pelatihan oleh Siemens AG, baik di Jerman maupun di Indonesia. Upaya strategis ini guna meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang dimilikinya sehingga dapat memacu produktivitas dan kualitas.

“Kami sudah mengirimkan satu tim untuk ikut di dalam training di Jerman selama 11 bulan. Siemens akan memberikan akses kepada supply chain mereka di seluruh dunia sehingga kita bisa mendapatkan komponen yang paling kompetitif,” imbuhnya.

CEO Switching Product Siemens AG, Dr. Ulf Kachinsky mengemukakan, pihaknya telah melihat bahwa Pemerintah Indonesia benar-benar berkomitmen dalam penerapan industri 4.0. Selain itu, fokus juga terhadap upaya pengoptimalan nilai tambah dan konten lokal.

“Maka itu, kami yakin bahwa Twink merupakan partner yang tepat.Kami akan membuktikan produk yang dihasilkan berkualitas dan bisa dipercaya. Apalagi, adanya program training di pusat pelatihan kami di Jerman. Ini hanya awal dari perjalanan panjang, Siemens akan terus mendampingi pertumbuhan PT Twink,” paparnya. (mar)