Sandiaga Uno

Kastara.ID, Jakarta – Mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menegaskan dirinya tidak bersedia menduduki salah satu jabatan menteri di Kabinet Indonesia Kerja Jilid II. Sandiaga mengaku lebih suka berada di luar pemerintahan dan menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal membutuhkan masukan dari pihak lain di luar pemerintah.

Pernyataan tersebut menjawab spekulasi selama ini yang menyatakan mantan pasangan Prabowo Subianto itu bakal masuk dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Sandiaga menambahkan, seusai gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019, dirinya memilih rehat sejenak dari dunia politik. Ia mengaku menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama keluarga.

Saat berbicara di kediamannya, di Jalan Pulokembang, Jakarta (14/10), Sandiaga menolak berandai-andai tentang kemungkinan namanya masuk sebagai salah satu pembantu presiden. Pemilik Group Saratoga ini menyebut kursi menteri adalah hak prerogatif presiden yang harus dihormati semua pihak. Ia pun menegaskan sejauh ini tidak ada pembicaraan terkait posisi atau jabatan menteri.

Meski demikian, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini yakin pemerintah masih membutuhkan masukan dan kritik konstruktif dari luar pemerintahan. Jika semua berada di dalam pemerintahan dikhawatirkan muncul kecenderungan ‘asal bapak senang.’ Itulah sebabnya perlu ada pihal luar yang memberikan spirit kebersamaan. Tujuannya agar bisa sama-sama membangun bangsa.

Sebelumnya, beredar spekulasi Sandiaga bakal terpilih sebagai salah satu menteri dalam kabinet pimpinan Jokowi. Ekonom Fithra Faisal Hastiadi menyebut Sandiaga berpeluang menggantikan Rini Sumarno sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain lantaran bisa diterima pasar, sosok Sandiaga dikenal memiliki latar belakang pengusaha dan investor. (rya)