Pipa Paralon

Kastara.ID, Padang – Memanfaatkan pipa paralon bekas, pengerajin asal Padang, Apri Martin, berhasil menembus pasar Indonesia. Bahkan berbagai hasil karyanya berupa lampu hias, tas, asbak, bingkai foto, dan lain-lain itu sudah merambah ke negara Eropa.

Kerajinan yang ia mulai ditekuni sejak 2013 lalu itu, kini telah mampu menghasilkan omset jutaan bahkan belasan juta per bulan. Hasil kerajinan tersebut dijual antara Rp 80 ribu sampai Rp 7,5 juta.

“Kalau yang paling murah itu seperti kotak rokok dan kotak korek. Untuk yang paling mahal meja satu set,” katanya.

Sebelum menemukan pipa sebagai wadah karyanya, ia terlebih dahulu mengukir tulang dan tanduk sebagai kerajinannya. Karena kesulitan mencari tulang dan tanduk yang harus dicari di pinggir pantai, ia pun sempat frustasi. Akhirnya, bapak satu anak ini menemukan pipa berukuran kecil di samping kontrakannya. Dari pipa paralon yang ia ukir itu, timbul pemikirannya bahwa pipa bekas bisa dijadikan karya seni.

“Setelah itu saya bekerja sama dengan pengepul sampah untuk menjual pipa hasil tangkapannya kepada saya,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menceritakan, dirinya sempat vakum pada 2014, dan memulai kembali tahun 2015. Dikatakan Apri, setelah pengepul sampah mulai jarang mengantar pipa bekas ke rumahnya, akhirnya ia mencari ke pengepul sampah di kawasan Lubuk Buaya, Padang.

Ia mengaku belajar secara otodidak. Dari pipa paralon, ia membuat gantungan kunci, souvenir, tas, bahkan kursi dan meja. Hebatnya, hasil dari tangan kreatifnya itu, ia mampu menciptakan peluang kerja.

“Sebelumnya saya berkeinginan menciptakan peluang kerja bagi mahasiswa yang kos di sekitar kontrakan saya. Setidaknya mereka bisa menghasilkan penghasilan sendiri untuk belanja sehari-hari tanpa harus meminta kepada orang tuanya,” ujar pria tamatan Pesantren Gontor ini.

Bahkan, ia juga mengajak kepada yang berminat untuk belajar membuat kerajinan, untuk datang ke kontrakannya di Ulak Karang, Padang. (win)