Kebudayaan

Kastara.id, Jakarta – Pemerintah menjamin pendidikan semua anak, termasuk anak pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya yang selamat. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (16/5).

“Siapa pun anak itu harus dijamin pendidikannya. Kita tidak boleh melihat dia anak siapa, harus non-diskriminasi, itu prinsip pendidikan kita,” kata Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, saat ini pemerintah masih mengutamakan upaya penyembuhan bagi anak-anak yang keluarganya terlibat dalam aksi teror dan tewas. “Kita lihatlah nanti, kita juga belum tahu. Biar sembuh dulu,” tambahnya.

Kepada masyarakat, ia mengimbau agar mempersepsikan anak-anak yang terlibat dalam aksi teror sebagai korban, bukan pelaku. “Pada dasarnya mereka korban, dan mereka punya teman-teman. Jadi kalau sampai kemudian nanti menciptakan traumatis kepada teman-teman sejawatnya, itu risikonya terlalu berat,” ujarnya.

Seperti diketahui, Tri Murtiono bersama istrinya Tri Ernawati serta anak mereka yang bernama Muhammad Dafa Amin Murdana, Muhammad Dana Satria Murdana, dan Aisya Azahra Putri secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya (14/5).

Akibatnya Tri Murtiono, istri, dan dua anaknya tewas, sementara putrinya Aisya berhasil diselamatkan oleh petugas kepolisian. (npm)