Sapi

Kastara.ID, Jakarta – Pihak Asosiasi Pengusaha Daging dan Hewan Ternak (Aspednak) Indonesia mengungkapkan dampak ekonomi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak makin nyata dan mengkhawatirkan.

Sekarang ini banyak peternak, pengepul, dan pengusaha ternak serta daging olahan resah. Hal itu disebabkan sektor usaha mereka praktis berhenti.

Ketua Umum Aspednak Indonesia Isa Anshori menjelaskan, kebijakan karantina kandang dan tertutupnya jalur distribusi ternak antar daerah/wilayah, menyebabkan ketersediaan daging dan hewan ternak yang sehat terancam.

“Itu menyebabkan masyarakat kebingungan, di mana daging dari pemotongan ternak suspect PMK berpotensi terus beredar di provinsi asal karena para peternak berusaha menyelamatkan masing-masing pendapatannya,” tuturnya, Senin (16/5).

“Meskipun terjual murah dan jangka waktu yang cepat akan terus membuat dampak harga ternak dan daging semakin mahal,” sambungnya.

Lebih jauh, dirinya mengatakan, konsumen daging tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi hotel, restoran, rumah sakit serta pedagang makanan berbahan pokok daging juga terancam tidak bisa mendapatkan daging yang mereka butuhkan karena populasi ternak yang sehat semakin berkurang karena wabah PMK ini.

Asosiasinya pun menyatakan kondisi tersebut harus mendapat solusi sesegera mungkin. Karena jika berharap wabah PMK hilang, tentu butuh waktu yang tidak sebentar karena sangat berpotensi terus meluas beserta penyelesaiannya dengan jumlah ternak yang begitu banyaknya di Tanah Air. (ant)