Kastara.id, Jakarta – Kinerja ekspor nasional pada Agustus 2016 terus mengalami penguatan dan bergerak ke arah positif. Nilai ekspor mencapai USD 12,6 miliar, mengalami peningkatan sebesar 32,5% (MoM) atau turun 0,7% (YoY). Ekspor migas turun 26,3% (YoY) dan nonmigas naik sebesar 2,8% (YoY).

“Kenaikan ekspor nonmigas mendorong ekspor tahunan, 12 bulan sejak September 2015 sampai Agustus 2016, mengalami penguatan dan bergerak ke arah positif, meskipun masih mengalami penurunan,” kata Enggar.

Berdasarkan kinerja tersebut, ekspor nonmigas hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan hanya sekitar 5% atau membaik dibandingkan dengan ekspor selama Januari-Agustus 2016 yang turun 7,3%.

Secara umum, ekspor nonmigas Indonesia periode Januari-Agustus 2016 mengalami penurunan ke hampir semua negara. Namun, masih terdapat negara tujuan ekspor yang meningkat, antara lain Swiss (125,1%, YoY), Filipina (25,0%), dan Viet Nam (3,3%).

Sementara itu, produk ekspor nonmigas Indonesia yang naik pada Januari-Agustus 2016 antara lain perhiasan/permata (21,9%, YoY), berbagai produk kimia (11,4%), serta ikan dan udang (6,8%). Impor Bahan Baku Naik Kinerja impor juga mengalami peningkatan, terutama pada impor bahan baku/penolong.

Nilai impor pada Agustus 2016 mencapai USD 12,3 miliar atau meningkat USD 3,3 miliar dibandingkan Juli 2016 (naik 36,8% MoM). Peningkatan impor bahan baku/penolong sebesar USD 2,3 miliar. Industri membutuhkan bahan baku/penolong untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor.

Secara kumulatif, impor periode Januari-Agustus 2016 mencapai USD 87,3 miliar, mengalami penurunan 9,4% (YoY). Sementara itu, pada sisi impor barang konsumsi, selama periode Januari-Agustus 2016, mengalami kenaikan, yaitu sebesar 11,8% (YoY).

Barang konsumsi yang impornya naik signifikan antara lain daging hewan (88,6%), barang-barang dari kulit (37,8%), serta sayuran (12,8%). Impor barang modal dan bahan baku/penolong masing-masing turun sebesar 12,9% dan 10,7%. Bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain benda-benda dari besi dan baja (-23,0%), bahan kimia organik (-16,6%), serta besi dan baja (-7,9%). Sedangkan barang modal yang impornya turun signifikan antara lain mesin/pesawat mekanik (-8,2%); mesin/peralatan listrik (-4,9%); dan kendaraan bermotor dan bagiannya (-6,1%). (mar)