Saudi Aramco

Kastara.ID, Jakarta – Iran tepis keras tudingan Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa pesawat nirawak serang kilang minyak Arab Saudi dan mengakibatkan produksi merosot drastis.

Melalui Menteri Luar Negeri Javad Zarif pada Ahad (15/9), Iran menyampaikan bantahan atas tuduhan AS yang mengatakan Iran berada di balik serangan dengan menggunakan pasukan nirawak (drone).

Pernyataan tudingan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Sasaran serangan drone ini adalah kilang minyak Abqaiq dan ladang minyak Khurais yang dikelola perusahaan minyak negara Aramco.

Javad Zarif mengejek Pompeo dengan mangatakan ‘setelah gagal menerapkan tekanan maksimal, Menlu Pompeo beralih ke tipu daya maksimal’. Hal tersebut disampaikan merujuk pada kebijakan Presiden Trump yang mengganjar Iran dengan berbagai sanksi ‘kampanye tekanan maksimal’.

Sementara, kelompok Houthi yang beraliansi dengan Iran mengatakan bahwa mereka melakukan serangan balas dendam atas serangan udara Arab Saudi di Yaman selama bertahun-tahun.

Namun menurut Menlu AS Mike Pompeo, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa drone-drone itu berasal dari wilayah Yaman dan sebaliknya menuding Iran yang melakukan serangan.

Akbat serangan terhadap dua fasilitas minyak itu membuat produksi minyak mentah Arab Saudi berkurang lebih dari 50 persen dari total produksi per hari, atau sekitar 5,7 juta barel per hari.

Atas kejadian ini para analis memperkirakan peristiwa itu akan menyebabkan harga minyak mentah naik dunia ketika pasar dibuka Senin ini (16/9).

Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa penurunan produksi minyak akan ditambal dengan stok minyak yang ada. Para ahli menilai stok itu dapat digunakan selama berminggu-minggu, dan mungkin ketika itu pula produksi minyak Arab Saudi sudah kembali normal. (rya)