Lobster

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dedi Mulyadi menyatakan, ketidaksetujuannya terkait rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membuka kran ekspor benih lobster ke Vietnam.

Dedi mengatakan, mengekspor benih lobster ke luar negeri, hanya akan memberikan peluang negara tersebut untuk budi daya dan melakukan rekayasa genetika sehingga menghasilkan bibit unggul lobster (15/12). Ditakutkan Indonesia nanti malah menjadi pengimpor lobster. Oleh karena itu, ia menilai, kebijakan ini hanya akan memberikan keuntungan jangka pendek.

“Jika baby lobster dijual ke Vietnam, kita malah akan memberikan peluang kepada mereka untuk mengembangkannya. Misal dengan kawin silang. Kita nanti akan kalah dengan Vietnam soal lobster,” tutur kader Partai Golkar itu. Selain itu, lanjut Dedi, anak lobster yang dijual Indonesia ke Vietnam harganya akan murah. Lalu di Vietnam lobster tersebut dikembangkan sehingga nilai jualnya meningkat. Hal ini hanya akan merugikan Indonesia.

Menurut Dedi, alasan ekspor benih lobster ke luar negeri untuk mengurangi jumlah ekspor ilegal sehingga penyelundupan benih lobster berkurang dirasa tidak masuk akal. Seharusnya penyelundup benih lobster ditindak tegas. Semua elemen kemaritiman baik itu Polairud, KKP, TNI AU, hingga PPATK dapat bergerak untuk mengungkap penyelundupan benih lobster dan menindak tegas pelakunya. “PPATK terutama berperan melacak transaksi penjualan lonster dari rekening. Itu akan terdeteksi pelaku penyelundupan benih lobster,” ujar Dedi.

Dedi meminta kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan untuk jangka panjang, bukan hanya fokus keuntungan janga pendek. “Kebijakan harus ditelaah, bukan untuk jangka pendek, tapi harus jangka panjang,” pungkasnya. (rso)