Wiranto

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menegaskan, terpilihnya Wiranto sebagai ketua dan anggota Wantimpres tidak mewakili Partai Hanura. Pasalnya Wiranto saat ini sudah tidak memiliki ikatan dengan Partai Hanura. Inas menyebut secara emosional maupun akar rumput, Wiranto sudah tidak ada ikatan dengan partainya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima awak media pada Senin (16/12), Inas mengatakan Wiranto is no longer a part of Hanura because his ambition (bukan bagian dari Hanura karena ambisinya). Menurut Inas, ambisi jabatan Wiranto sudah terlihat pada periode kepemimpinan Jokowi yang lalu. Saat itu Wiranto ‘menukar’ jabatan menteri dua kader Hanura dengan posisi Menko Polhukam yang diembannya.

Hal itu menunjukkan betapa besar syahwat politik Wiranto. Ambisi kekuasaan Wiranto menurut Inas semakin terlihat ketika ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Wantimpres. Inas juga  mempertanyakan tanggung jawab Wiranto terhadap Partai Hanura.

Sebelumnya mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas penunjukannya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Wiranto merasa bersyukur diberi kepercayaan untuk mengemban jabatan tersebut. Terlebih Wiranto terpilih menjadi Ketua Wantimpres.

Usai mengikuti acara pelantikan di Istana Kepresidenan, Jumat (13/12) lalu, Wiranto menambahkan bisa saja pemikiran anggota Wantimpres berbeda dengan ruang dan instrumen yang dimiliki Jokowi. Meski demikian mantan Panglima ABRI ini menegaskan ia dan tujuh anggota Wantimpres lainnya akan bekerja dan memberikan pemikiran serta pertimbangan kepada Jokowi.

Saat ditanya latar belakang dan alasan penunjukkannya sebagai ketua merangkap anggota Wantimpres, Wiranto enggan menjawabnya. Pendiri Partai Hanura ini meminta awak media tidak terlalu banyak bertanya. Ia menyarankan wartawan bertanya langsung kepada Jokowi, mengapa memilihnya menjadi anggota Wantimpres.

Wiranto dilantik sebagai ketua sekaligus anggota Wantimpres bersama politikus senior Partai Golkar Agung Laksono, politikus senior PDIP Sidarto Danusubroto, politikus senior PPP Mardiono dan pemilik Grup Mayapada Dato Sri Tahir. Selain itu juga ada Komisaris Utama PT Mustika Ratu Tbk, Putri Kus Wisnu Wardani, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya alias Habib Luthfi. Ada pula pendiri Medco Group Arifin Panigoro, serta mantan Gubernur Jawa Timur Sukarwo alias Pakde Karwo. (ant)