Bioflok

Kastara.ID, Jakarta – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), Mandiangin menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya Ikan Sistem Bioflok dan Sosialisasi Bantuan Pemerintah di Kalimantan Timur (12/12).

Pada kesempatan yang dilakukan secara virtual, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Slamet Soebjakto, memberikan apresiasi dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada BPBAT Mandiangin, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, penyuluh dan masyarakat pembudidaya ikan di Kalimantan Timur yang mampu menggairahkan pengembangan perikanan budidaya di Provinsi Kalimantan Timur. KKP juga sangat terbantu, karena dengan pembinaan serta dengan adanya dukungan dari Komisi 4 DPR RI khusunya Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dan tim yang senantiasa mengawal tercapainya kegiatan-kegiatan perikanan budidaya. Harapannya sektor perikanan budidaya di Kalimantan timur bisa lebih meningkat.

Mengingat Kalimantan Timur mempunyai potensi yang luar biasa dalam pengembangan perikanan budidaya, baik budidaya ikan air tawar, payau maupun budidaya ikan air laut. Ini merupakan modal yang baik untuk bisa lebih kita kembangkan lebih baik. “Ke depan Kalimantan Timur bisa menjadi lumbungnya perikanan budidaya. Karena potensi perikanan budidaya sangat besar, baik untuk komoditas budidaya udang, bandeng, rumput laut dan juga potensi untuk budidaya air tawarnya,” tambah Slamet.

Untuk itu, kegiatan sosialisasi program bantuan, dan bimtek ini digelar guna mengakomodir rencana dan usulan program untuk pembangunan perikanan budidaya secara cepat dan komprehensif sehingga bisa direalisasikan di awal tahun anggaran sebagaimana yang menjadi arahan Presiden.

“Bantuan yang telah diserahkan di tahun 2020 ini bukan akhir tujuan kegiatan dan program, namun yang terpenting adalah keberlanjutannya sehingga diharapkan pendampingan di masyarakat seperti dari penyuluh, dinas Kabupaten/Kota kedepan bisa dilakukan secara terus menerus. Sehingga pembudidaya lebih berhasil dan semakin sejahtera. Karena pendapatan meningkat berkat dari bantuan-bantuan yang diberikan dan inilah outcome yang ingin kita capai,” ujar Slamet.

Bantuan untuk Kalimantan Timur sendiri sebesar kurang lebih Rp 3 miliar dari BPBAT Mandiangin sendiri, belum bantuan dari DJPB KKP. “Dan saya pribadi sangat senang, bantuan ini bisa dilakukan dengan secara optimal dan bermanfaat membuahkan hasil bagi masyarakat pembudidaya di Kalimantan Timur. Untuk tahun 2021 kegiatan perikanan budidaya untuk udang, bandeng dan lainnya akan terus dikembangkan. Karena kita punya target meningkatkan ekspor udang hingga 250% pada tahun 2024. Dan untuk Kalimantan Timur sendiri, sebagai tempatnya udang windu. Poinnya, akan terus support perikanan budidaya di Kalimantan Timur,” tutur Slamet.

Sementara Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin, Andy Artha Donny Oktopura mengharapkan adanya sinergi baik Pusat, Provinsi, Kabupaten Kota, Penyuluh dan Kelompok untuk bagaimana mendorong perikanan budidaya sebagai motor penggerak perekonomian khususnya di tengah pandemi Covid 19 yang sedang melanda seluruh dunia ini. “Kami berkomitmen penuh untuk bersinergi, baik itu dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, penyuluh, tenaga ahli, LSM dan akademisi bersama sama mendampingi dan memberikan pembinaan baik teknis maupun manajerial agar bisa berproduksi secara maksimal dan memanfaatkan bantuan yang diberikan secara optimal dan berkelanjutan,” ujar Andy.

Adapun pertemuan sosialisasi bantuan dan bimtek yang diinisiasi oleh BPBAT Mandiangin ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan sistem komunikasi yang sinergi dan efektif baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dalam memberikan pendampingan dan pengawalan pemanfaatan bantuan secara optimal sehingga produksi ikan bisa lebih maksimal guna pemenuhan ketahanan pangan.

“Tahun 2020, program prioritas BPBAT Mandiangin diantaranya bantuan bioflok sebanyak 15 paket untuk 6 Kabupaten/Kota, 1 paket bantuan minapadi dan 1 paket bantuan sarana ikan hias serta bantuan benih dan calon induk dengan total nilai kurang lebih sebesar Rp 3 miliar yang terdistribusi di 6 Kabupaten/Kota yaitu Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Berau, Kabupaten Panajam Paser utara dan Kabupaten Paser,” ungkap Andy.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Kalimantan Timur Riza Indra Wiyadi yang menyampaikan komitmennya untuk mendorong dan mengembangkan perikanan budidaya, karena selama ini sektor perikanan masih terpaku pada hasil tangkapan alam sehingga budidaya ketinggalan. “Masa depan sektor perikanan kita ada pada perikanan budidaya. Oleh karenanya platformnya sekarang perikanan budidaya terutama mengembangkan budidaya ikan-ikan lokal yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Riza.

Oleh karenanya, kami mengucapkan terimakasih atas sinergisitas dan kerjasama antara BPBAT Mandiangin dengan stakeholder yang terkait serta tim yang selalu mendukung dan bersinergi dalam mengimplementasikan program pembangunan perikanan budidaya di Provinsi Kalimantan Timur.

Sedangkan perwakilan dari Pokdakan Sindo Lestari di Kota Samarinda, Sindu, mengucapkan terima kasih kepada KKP atas bantuan bioflok yang diberikan. Bantuan ini dirasakan sangat bermanfaat bagi kelompok karena hasil produksi ikan lele yang diperoleh dapat membantu meningkatkan konsumsi protein ikan bagi anggota kelompok dan warga di sekitar. Bantuan bioflok ini juga dapat dipergunakan untuk mengedukasi para masyarakat sehingga mempunyai keahlian di sektor usaha perikanan budidaya.

“Kami siap dan sanggup untuk menjalankan program budidaya ikan sistem bioflok terus berjalan, dan dapat terus kreatif serta produktif dalam mengembangkan perikanan budidaya sehingga ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan juga mampu meningkatkan taraf ekonomi kelompok pembudidaya kami dan masyarakat di Kalimantan Timur pada umumnya,” tandas Sindo. (mar)