Jamiluddin Ritonga

Kastara.ID, Jakarta – Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik menjadi Kapolri rajin sowan ke ormas Islam. Setidaknya tiga ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu NU, Muhammadiyah, dan Persis, sudah dikunjunginya.

Demikian diungkapkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Rabu (17/3) pagi.

Menurut pria yang kerap disapa Jamil ini, kunjungan Kapolri itu tentu tidak hanya dimaksudkan untuk bersilaturahmi. “Hubungan umaroh dan ulama yang selama ini kurang harmonis tampaknya ingin dipulihkan kembali,” ungkapnya.

Dengan sowannya Kapolri ke ormas Islam juga menunjukkan kerendahan hati seorang pejabat. Kapolri tidak berharap didatangi ulama, apalagi untuk mengumpulkan ulama di kediaman umaroh. Jamil pun melihat Kapolri tahu bahwa ulama yang sesungguhnya tidak akan mau melakukan hal itu.

Jadi, sowan Kapolri ke ormas Islam setidaknya dapat dilihat dari tiga hal.

Pertama, Kapolri yang baru beragama non Islam. Karena itu, wajar bila ia sowan ke ormas Islam untuk menghilangkan kemungkinan adanya prasangka terhadap dirinya. “Melalui sowan ini diharapkan masalah psikologis dan sosiologis antara Kapolri dan ormas Islam dapat diminimalkan,” papar mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini.

Kedua, Jamil melihat gesekan Islam dengan Polri yang kerap terjadi tampaknya ingin dicairkan. Dengan lebih banyak sowan ke ormas Islam, Kapolri ingin menunjukkan pentingnya ormas Islam bagi Polri. “Melalui pendekatan ini, Kapolri berharap gesekan dan polarisasi yang sempat terjadi dapat diredahkan,” ungkap penulis buku Tipologi Pesan Persuasif ini.

Tiga, karena Islam mayoritas di Indonesia, tentu sangat berpengaruh terhadap kamtibmas di Indonesia. Karena itu, sangat wajar bila Polri lebih sering sowan ke ormas Islam. Melalui sowan ini diharapkan ada kesepahaman antara Polri dan ormas Islam tentang kamtibmas di Indonesia.

“Jadi, kehadiran Kapolri ke ormas Islam selain untuk bersilaturahmi, juga bermuatan politis. Kapolri ingin mendapat dukungan sepenuhnya dari ormas Islam. Kalau ini berhasil, tentu peluangnya menjaga kamtibmas di Indonesia akan lebih mudah,” tandas pengajar Metode Penelitian Komunikasi ini.

Karena itu, sowan Kapolri ke ormas Islam patut dicontoh oleh petinggi lainnya. Sebab, pemimpin akan berhasil memimpin negeri ini bila didukung mayoritas rakyatnya. “Di Indonesia, suka tidak suka, yang mayoritas beragama Islam,” pungkasnya. (jie)