Kebocoran Data

Kastara.id, Jakarta – Kepala Kebijakan Publik Facebook untuk Indonesia Ruben Hattari menyampaikan permintaan maaf terkait kebocoran data satu juta pengguna asal Indonesia di salah satu penyelenggara sistem elektronik (PSE) tersebut di Indonesia. Hal itu diutarakannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/4).

“Ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan dan kegagalan kami untuk melindungi data pengguna, kami mohon maaf atas kejadian tersebut,” kata Ruben.

Kejadian kebocoran data tersebut, jelas Ruben, disebabkan adanya sebuah aplikasi bernama “thisisyourdigitallife” yang dikembangkan akademisi DR. Alexander Kogan di Cambridge University dan menggunakan fitur Facebook Login yang tersedia secara umum.

Melalui Facebook Login memungkinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk meminta persetujuan dari pengguna aplikasi Facebook agar aplikasi mereka bisa mengakses kategori data tertentu yang dibagikan pengguna tersebut dengan teman Facebook mereka. “Kami dengan tegas melarang penggunaan dan pengiriman data yang dikumpulkan menggunakan cara ini untuk tujuan lain,” tegas Ruben.

Setelah Dr. Kogan mendapatkan data pengguna Facebook, lanjut Ruben, data tersebut kemudian diberikan ke Cambridge Analytica dan pihaknya tidak memberikan izin atau menyetujui pemindahan data tersebut dan dianggap telah melakukan pelanggaran kebijakan platform Facebook.

Menurut Ruben, berdasarkan penelitian Facebook dari laporan media, pada Desember 2015 pihaknya menangguhkan akses aplikasi tersebut yang menggunakan Facebook Login.

“Kami juga menuntut Dr. Kogan serta perusahaannya saat itu Global Science Research Limited dan entitas lainnya yang sudah dikonfirmasi bahwa mereka telah menyerahkan data yang terkumpul melalui aplikasi ke entitas tersebut untuk memberikan penjelasan dan segera menghapus semua data tersebut,” jelasnya.

Ruben kembali menegaskan bahwa Facebook tidak pernah menyetujui penggunaan data oleh Cambridge Analytica yang diperoleh dari aplikasi Dr. Kogan dan kedua bertindak sebagai pengendali data pihak ketiga yang independen dan menentukan tujuan serta cara memproses data yang diperolehnya.

Ke depannya, Ruben berharap agar kasus tersebut tidak terjadi lagi. Facebook sedang menginvestigasi semua aplikasi yang pernah mendapatkan akses atas informasi dalam jumlah besar.

“Jika ada dari mereka menyalahgunakan data pengguna, kami akan memblokir dari Facebook dan memberitahu semua orang yang terkena dampak,” tambahnya seraya menekankan bahwa Facebook memastikan agar para pengembang tidak dapat mengakses banyak informasi. (rfr)