Jenewa

Kastara.ID, Jenewa – Tidak ada satu pun negara yang dapat menghadapi sendiri dampak dari bencana, karenanya kerja sama internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya pengurangan risiko dan penanggulangan bencana baik di tingkat global, regional, nasional, dan lokal. Hal ini disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam pernyataan resmi Delegasi Indonesia pada Global Platform for Disaster Risk Reduction 2019 (15/5).

Dalam pertemuan PBB di Jenewa ini, Wakil Presiden RI juga menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen tinggi untuk memajukan kerja sama internasional, terutama dengan membagikan pengalamannya di bidang pengurangan risiko bencana. Dukungan Indonesia ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas negara lain di bidang pengurangan risiko bencana.

Jusuf Kalla menyampaikan bahwa komitmen Indonesia dalam kerja sama internasional telah ditunjukkan dengan berbagai inisiatif yang dilaksanakan dan dibina dengan negara lain. Beberapa diantaranya dilakukan melalui kerangka kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama triangular dengan negara-negara seperti Fiji, India, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, Jepang, Swiss, Amerika Serikat, dan negara-negara ASEAN lainnya.

Pada kunjungan ini, Jusuf Kalla juga telah bertemu pimpinan dari sejumlah organisasi internasional yang menangani pengungsi (UNHCR), bantuan kemanusiaan (ICRC dan IFRC), migrasi (IOM), dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Di hari yang sama, kontribusi Indonesia dalam GPDRR juga ditunjukkan dengan peran Kepala BNPB Doni Monardo sebagai salah satu pembicara pada Working Session tentang Build Back Better bersama sejumlah panelis dari negara, badan PBB, dan lembaga bantuan asing. Dalam sesi tersebut Kepala BNPB menjelaskan tantangan serta risiko bencana yang dihadapi Indonesia, dan kebijakan-kebijakan inovatif yang mengedepankan peran masyarakat lokal, berbasis lingkungan dan memanfaatkan iptek dan riset kebencanaan.

Doni juga menggarisbawahi bahwa tantangan dan risiko bencana tersebutlah yang telah membentuk kebijakan Indonesia di bidang kebencanaan yang inklusif, berperspektif pembangunan, dan ditempatkan sebagai investasi. Paparan Kepala BNPB memperoleh respon yang cukup positif dari partisipan serta panelis pada sesi dimaksud. Salah satunya ditunjukkan JICA yang menyampaikan keinginan untuk bekerja sama lebih dengan Indonesia, termasuk dalam upaya pembangunan kembali di Palu. Di sela-sela menghadiri GPDRR, Kepala BNPB juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara, seperti Bangladesh, Australia, dan Selandia Baru.

Selama penyelenggaraan GPDRR 2019 delegasi Indonesia banyak memberikan kontribusi aktif. Delegasi Indonesia yang terdiri dari wakil Pemerintah dan masyarakat Indonesia banyak memainkan peranan penting, utamanya menjadi pembicara dan panelis di berbagai sesi pertemuan yang membahas mengenai pengurangan resiko bencana tersebut termasuk dalam isu-isu inovasi teknologi, inklusivitas, dan peran pemuda.

Sehari sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani juga telah menjadi Keynote Speaker pada sesi High Level Panel mengenai “Advances in National and Local Strategies on Disaster Risk Reduction: Achieving Sendai Target E”.

GPDRR 2019 merupakan pertemuan multi-stakeholders dalam isu kebencanaan, yang mempertemukan aktor-aktor kebencanaan global untuk membahas capaian serta tantangan pengurangan risiko bencana. GPDRR merupakan pertemuan 2 (dua) tahunan yang menggarisbawahi kembali komitmen politik negara-negara terhadap agenda pengurangan risiko bencana dan mendorong kerja sama internasional dalam isu kebencanaan. Pada Pertemuan tahun ini, GPDRR dihadiri lebih dari 5000 peserta dari kalangan Pemerintah, Dunia Usaha, Akademisi, NGO, dan pegiat di bidang kemanusiaan. (rya)