Arief Poyuono

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Ketua Partai Gerindra Arief Poyuono membuat heboh dunia maya. Pasalnya dalam sebuah tayangan video, Puyuono mengatakan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah kebohongan. Poyuono menuturkan isu tersebut hanya bertujuan mendelegetimasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terbukti dari isu kebangkitan PKI hanya muncul dan ramai di era pemerintahan Jokowi.

Poyuono bahkan menyebut, isu PKI sengaja dihembuskan oleh para kadrun atau kadal gurun. Istilah ‘kadrun’ selama ini kerap digunakan untuk menyebut kelompok yang berseberangan dengan kubu istana. Istilah kadrun kerap disematkan kepada pihak-pihak yang mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi.

Warganet pun gerah dengan pernyataan Poyuono itu. Bahkan warganet mulai mengaitkan pernyataan tersebut dengan Partai Gerindra, tempat Poyuono bernaung. Akibatnya tanda pagar atau tagar #TenggelamkanGerindra pun menggema dan menjadi trending di jejaring sosial twitter. Sejak muncul pada Rabu (17/6) dini hari, tagar #TenggelamkanGerindra sudah dicutikan sebanyak 9.795 kali.

Pemilik akun @Naolivia menuliskan “Ini orang @Gerindra kan? Kalo dia buat pernyataan spt ini pantaslah kalo ada #TenggelamkanGerindra. Pemilik akun @catatan2000 menuliskan, jika dia adalah Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, akan langsung memecat Poyuono. Menurutnya, pernyataan itu sangat menyakiti pihak yang dulu mendukung Prabowo.

Pemilik akun @mpuanon mencuitkan, wajah asli Gerindra semakin jelas. Ia pun menyatakan kadrun dan alumni 212 kini menjadi musuh Prabowo. Sedangkan akun @K1ngPurw4 mengatakan siapa menabur angin akan menuai badai. Cuitan itu juga disertai tagar #TenggelamkanGerindra.

Juru bicara Partai Gerindra Habiburokhman langsung angkat bicara terkait hal tersebut. Anggota Komisi III DPR ini menegaskan pernyataan tersebut tidak mewakili sikap Partai Gerindra. Habiburokhman menyatakan sudah lama Arief Poyuono tidak diperkenankan mengatasnamakan Gerindra. Habiburokhman juga meminta Poyuono segera meminta maaf lantaran telah melontarkan isu yang sensitif dan menyinggung pihak lain. (ant)