Minyak

Kastara.ID, Jakarta – Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pihaknya menunda jadwal lelang 12 blok minyak dan gas (migas) tahun ini ke tahun depan. Pasalnya, kebutuhan energi dan harga minyak menurun seiring perlambatan kegiatan ekonomi di tengah pandemi virus corona.

“Kami juga mengantisipasi bahwa rencana untuk melelang 12 wilayah kerja baru, harus kami sesuaikan dulu jadwalnya, karena daya tarik bisnis menurun, harga minyak menurun, tentu investasi harus dilakukan penyesuaian,” kata Arifin, Kamis (16/9).

Pada Maret lalu, harga minyak mentah dunia sempat anjlok ke bawah USD 30 per barel. Saat ini, harga minyak pun masih di bawah USD 50 per barel.

Imbasnya, investasi migas tahun ini seret. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi hulu migas baru USD 4,74 miliar sepanjang semester I 2020. Artinya, realisasi baru mencapai 34 persen target.

Kendati demikian, Arifin optimistis dapat merealisasikan target lifting minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030. Pasalnya, saat ini, terdapat 68 dari 128 cekungan yang berpotensi mengandung migas yang belum di eksplorasi.

“Kami memang punya program jangka panjang supaya bisa me-recover kembali target produksi, target lifting kita. Kita sudah punya program sebetulnya dimana tahun 2030 nantinya kita harus bisa menghasilkan produksi minyak 1 juta barel per hari,” ujar Arifin.

Kementerian ESDM melalui SKK Migas juga berupaya mencapai target tersebut dengan menerapkan tiga strategi utama. Pertama, mengedepankan strategi eksplorasi yang masif dan intensif.

Kedua, mendorong dan mengkampanyekan penerapan enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature, dan ketiga, mengakselerasi monetisasi proyek-proyek utama, sehingga mempercepat potensi sumberdaya menjadi lifting. (mar)