Tawon Vespa affinis(Foto: Redzlan AR)

Kastara.ID, Jakarta – Belum lama ini tawon Vespa affinis atau biasa disebut tawon ndas kembali merenggut nyawa dua warga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Korban, yakni Lanjarwati warga Kecamatan Wedi, dan Warso warga Kecamatan Wonosari.

Menanggapi kasus ini, seorang peneliti serangga di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah MPhill mengatakan, tawon ndas dapat ditemui hampir di seluruh kawasan subtropis Asia, mulai dari Vietnam, Hong-Kong, Sri Lanka, Taiwan, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, Sabtu (16/11).

Di Indonesia sendiri tawon ndas tersebar hampir di seluruh kawasan, dari Sumatera hingga Papua. Akan tetapi, khusus di daerah Klaten, sengatan tawon ndas telah beberapa kali merenggut nyawa dan menjadi masalah tersendiri di kawasan tersebut.

Rosichon menjelaskan, racun dari tawon ndas digunakan sepenuhnya untuk mempertahankan diri ketika individu atau koloninya terganggu (diserang) oleh siapapun termasuk manusia. Dalam satu koloni terdapat ratusan bahkan ribuan individu, hal inilah yang mengakibatkan sengatan tawon ndas tidak bisa disepelekan. Apabila jumlah sengatan yang diterima manusia jumlahnya banyak, maka dapat mematikan.

Gejala awal akibat sengatan tawon ndas, kata Rosichon, yakni rasa nyeri di letak yang disengat, kemudian timbul gejala nekrosis, yaitu cedera sel yang mengakibatkan matinya sel-sel jaringan hidup. Lebih parahnya gejala anafilaksis sangat mungkin terjadi pada mereka yang tersengat. Anafilaksis sendiri merupan suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kematian.

Apabila, sengatan hanya dilakukan oleh satu individu tawon maka penanganan dapat dilakukan sendiri dengan mengompres pada lokasi sengatan sampai bengkak mereda. Namun, jika sengatan dilakukan oleh banyak individu tawon, maka penanganan harus dilakukan oleh pihak medis. Sayangnya, tawon ndas seringnya menyengat beramai-ramai.

Ketika satu individu tawon melakukan penyerangan, maka ia akan mengeluarkan feromon berbahaya yang biasa disebut Alarm Pheromone dengan maksud untuk mengundang koloninya agar ikut menyerang. Hal inilah yang mengakibatkan kematian. (yan)