Kastara.ID, Jakarta – Staf khusus (Stafsus) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya mencium adanya penyalahgunaan dana Program Kemitraan dan Bina LIngkungan (PKBL). Program ini adalah bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang digulirkan PT Garuda Indonesia, Tbk. Arya menambahkan, dugaan tersebut setelah ditemukan bukti transfer uang sebesar Rp 50 juta dari PT Garuda Indonesia kepada Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi).
Itulah sebabnya Arya menyebut saat ini pihaknya sedang memeriksa bukti transfer tersebut. Saat berbicara kemarin (16/12), Arya menyebut dana tersebut ditransfer dari Bank Negara Indonesai (BNI) ke rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 17 September 2019. Pada bukti transfer tertulis dana tersebut digunakan untuk pemilihan Ketua Umum Ikagi 2019.
Arya menegaskan, seharusnya dana CSR digunakan untuk kegiatan eksternal atau di luar perusahaan. Namun ternyata dana itu justru digunakan untuk kegiatan internal. Itulah sebabnya Kementerian BUMN menduga ada penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.
Kementerian BUMN juga memerintahkan komisaris Garuda melakukan audit penggunaan dana PKBL. Jika terbukti ada penyimpangan, Arya menegaskan akan ada sanksi administratif kepada Garuda. Meski demikian, Arya menyatakan dugaan penyelewengan dana CSR ini bukan masuk dalam ranah hukum. Itulah sebabnya sanksi yang bakal diberikan hanya bersifat administratif.
Kementerian BUMN juga memerintahkan komisaris Garuda Indonesia untuk mengaudit penggunaan dana PKBL atau CSR yang selama ini digunakan perusahaan. Jika terbukti ada penyalahgunaan dana, maka ada sanksi administratif yang siap diberikan kepada Garuda Indonesia.
Arya menambahkan, kejadian yang menimpa Garuda ini juga membuka peluang Kementerian BUMN melakukan pengecekan penggunaan dana CSR di perusahaan milik negara. Menteri BUMN Erick Thohir bakal melakukan penataan ulang semua sistem di BUMN agar lebih baik dan transparan. Sehingga dana CSR yang dikeluarkan BUMN bisa lebih tepat sasaran. (ant)