Esemka Bima

Kastara.ID, Jakarta – Sejak diresmikan pada September 2019 lalu nasib mobil Esemka masih belum jelas. Kabar tentang mobil yang digembar-gemborkan sebagai produk nasional itu seolah timbul tenggalam. Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu secara langsung meluncurkan mobil ini. Beberapa menteri, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengaku telah mencoba mengendarai mobil berjenis pick up itu.

Sekretaris umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengaku belum tahu apakah Esemka akan bergabung atau tidak. Jika melihat skala nasional yang rencananya bakal disasar, seharusnya Esemka bergabung dengan Gaikindo. Terlebih Esemka telah memiliki fasilitas perakitan di Boyolali, Jawa Tengah.

Kukuh mengatakan, pihaknya hanya menunggu jika merek mobil yang sempat menjadi bahan kampanye Jokowi di Pilkada DKI Jakarta pada 2012 itu memang akan bergabung dengan Gaikindo. Meski demikian, Kukuh menyambut baik hadirnya Esemka meramaikan pasar otomotif Indonesia.

Menurut Kukuh pasar Indonesia masih butuh pemain-pemain baru. Hal itu untuk menggenjot kapasitas produksi mobil di Indonsia yang mencapai 2,3 juta unit per tahun. Jika dibandingkan antara rasio kepemilikan mobil dan jumlah penduduk Indonesia, kapasitas produksi tersebut terbilang rendah. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia saat ini adalah 87 mobil per 1000 penduduk. Kukuh yakin rasio itu bisa ditingkatkan.

Sebelumnya, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga negara. Kementerian Pertanahan dan TNI Angkatan Udara (AU) sepakat memesan pick up Esemka. Nantinya mobil tersebut akan digunakan sebagai kendaraan operasional TNI AU. (sla)