Gempa Sulbar

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menerjunkan tim pertama untuk pemetaan kebutuhan spesifik perempuan dan anak, sekaligus menyalurkan kebutuhan spesifik perempuan dan anak bagi para korban gempa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Tim dari Kemen PPPA yang dipimpin oleh Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kemen PPPA, Elvi Hendrani, bersinergi dengan tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dinas PPPA Sulawesi Barat serta jejaring perempuan anak di Mamuju.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar kebutuhan perempuan anak di pengungsian, baik di Mamuju maupun Majene dapat terpenuhi. Perjuangan menuju lokasi bencana memang sangat sulit karena beberapa akses jalan dari Polewali Mandar menuju Mamuju terputus akibat longsor. Berkat sinergi dengan beberapa institusi pemerintah lainnya dan tentu saja dengan para relawan akhirnya kami dapat tiba di lokasi bencana dan mengunjungi beberapa posko pengungsi,” ujar Elvi dalam keterangan tertulisnya (17/1).

Tim Kemen PPPA mengunjungi beberapa posko pengungsian termasuk 2 pos pengungsian perempuan dan anak yang berada di Jalan Husni Thamrin dan rumah warga di Jalan Pongtiku. Posko ini didirikan oleh DP3AP2 dan KB Kabupaten Mamuju.

Di lokasi ini tim Kemen PPPA memberikan 100 paket kebutuhan spesifik anak seperti kebutuhan gizi anak, vitamin  dan popok bayi, 200 selimut, 2500 masker dan lampu garam.

Pendataan korban yang dilakukan bekerja sama dengan MDMC, Baznas, Kapal Perempuan, Rumah Zakat, dan relawan lainnya masih terus dilakukan di lokasi bencana untuk mendata kelompok rentan lainnya yang dalam kondisi khusus, seperti ibu hamil serta korban terdampak lainnya di beberapa lokasi yang sulit dijangkau seperti kawasan Pulau Karangpuang.

“Di lokasi ini kami mendapati 30 orang ibu-ibu dalam kondisi hamil, sehingga kami akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait agar ibu-ibu yang sedang hamil ini tetap terpantau kesehatannya. Kami juga memberikan perhatian besar agar korban meski berada dalam penampungan masih bisa melakukan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).

Data sementara dari Muhammdiyah, sebanyak 50 KK terdapat di pengungsian Ala-ala, di Kayucolo sebanyak 100 KK, di Sinbuang sebanyak 100 KK, di Salunangka sebanyak 80 KK, kemudian di Kapalang 40 persen pengungsi dan juga pengungsi di Tapalang dan juga Kalimangu.

Berdasarkan pemetaan sementara di lapangan, untuk kebutuhan spesifik perempuan masih diperlukan pemberian bantuan berupa vitamin, makanan siap saji, masker, pembalut, pakaian dalam, obat-obatan, pampers khusus lansia, kursi roda untuk disabilitas dan untuk anak berupa obat untuk bayi, vitamin, pampers anak, susu formula, dan selimut bayi,” tutup Elvi. (ant)