Rini M Soewandhi

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pihaknya tengah berusaha mendapatkan mitra stategis bagi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai tambah produk tambah tanah air dengan melakukan hilirisasi.

Diharapkan dengan kerja sama tersebut industri pengolahan tambang domestik dapat semakin berkembang dan memberikan lebih banyak nilai tambah. Selain itu nilai ekspor produk tambang Indonesia diharapkan bisa melesat.

Rini menambahkan hilirisasi produk dalam negeri juga bisa meningkatkan penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.

Dalam siaran persnya, Rini menyebut salah satu mitra strategis yang tengah dibidik adalah Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd yang berlokasi di China. Selama ini perusahaan tersebut adalah produsen terbesar material baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik. Untuk itu pada Jumat (17/5) Rini telah bertolak ke China untuk bertemu dengan pihak Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd.

Sementara itu Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi G. Sadikin mengatakan, dipilihnya Zhejiang Huayou sebagai mitra strategis karena perusahaan tersebut mempunyai pengalaman di bidang industri tambang, khususnya minreal cobalt, nikel dan lithium. Zhejiang Huayou juga terbukti sukses melakukan hilirisasi tambang di China.

Selain Zhejiang Huayou, Budi mengatakan pihaknya juga mengunjungi beberapa industri lain, seperti The Metallurgical Corporation Of China (MCC) dan Beijing Easpring Material Technology. Kedua perusahaan tersebut merupakan pelaku pengolahan cobalt, nikel, dan pembuatan katoda.

Sedangkan Presiden Direktur Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd, Chen Xuehua berharap pihaknya bisa menjalin kerja sama yang konkrit dengan PT Inalum. Zhejiang Huayou berencana untuk membangun smelter nikel di dalam negeri untuk memenuhi permintaan industri baterai senilai 1,83 miliar dolar AS. (mar)