Virus Corona

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah China mengakui sudah memerintahkan sejumlah laboratorium untuk menghancurkan sampel-sampel virus corona (Covid-19) yang didapat pada masa awal penyebaran wabah. Hal itu dilakukan untuk alasan keamanan hayati.

Seorang pejabat di departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Liu Dengfeng mengatakan bahwa sampel virus dihancurkan “Demi mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen yang tidak dikenal,” kata Liu.

Liu berkeras bahwa tindakan itu dilakukan bukan untuk menutupi atau menyembunyikan sampel virus dari dunia, tetapi dilakukan semata-mata untuk alasan keselamatan hayati.

Hal itu untuk merespons Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo yang berulang kali menuturkan bahwa China menolak memberikan sampel virus corona yang terdapat pada pasien sekitar Desember lalu.

Liu mengatakan, ketika pasien pneumonia pertama kali terdeteksi di Wuhan, lembaga profesional tingkat nasional bekerja untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkannya. Pneumonia merupakan salah satu gejala pasien Covid-19, sementara Wuhan merupakan tempat virus pertama kali terdeteksi. Alasannya, hal ini merupakan praktik yang lumrah di China dalam menangani sampel lab yang memiliki kategori mudah menular.

Ia mengatakan, dalam Undang-Undang Kesehatan Masyarakat Tiongkok, laboratorium yang tidak memenuhi syarat harus memindahkan sebuah sampel berbahaya ke tempat lain yang memenuhi syarat untuk diamankan atau dihancurkan.

Menurut laporan lembaga intelijen AS pada 27 Maret lalu, ada dugaan pandemi itu terjadi akibat kekeliruan penanganan yang dilakukan di Institut Virologi Wuhan. Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung dugaan tersebut.

Sedangkan menurut Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang mengutip dua sumber pejabat resmi menyatakan China diduga sengaja menekan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari lalu untuk tidak terlalu khawatir dengan wabah virus corona.

Hal inilah yang menjadi pangkal persoalan baru antara China dan AS. AS menuduh China terus menutupi data virus corona, sedangkan China menuding pemerintah AS berupaya mengalihkan perhatian dari penambahan kasus infeksi di dalam negeri. (har)