The Santri

Kastara.ID, Jakarta – Film yang diinisiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menuai banyak kecaman. Padahal film berjudul “The Santri” ini belum tayang di bioskop dan hanya bebentuk trailer yang diunggah di laman YouTube. Banyak yang menganggap “The Santri” tidak mencerminkan kehidupan di pesantren yang sebenarnya.

Salah satu yang mengkritik film tersebut adalah Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhamul Ulum yang mengaku keberatan dengan tayangan film tersebut. Uu mengaku sudah melihat cuplikan film The Santri di media sosial. Menurutnya, banyak adegan yang tidak sesuai dengan tuntutan Islam, seperti kedekatan secara fisik antara laki-laki dan perempuan. Padahal menurut Panglima Santri Jabar ini, di lingkungan pesantren hubungan laki-laki dan perempuan selalu dibatasi.

Uu juga menyoroti sikap toleransi dalam film yang disutradarai Livi Zheng itu. Menurutnya, toleransi yang ditunjukkan dalam film tersebut sudah kebablasan. Uu khawatir masyarakat awam akan salah menilai kehidupan pesantren setelah melihat film tersebut.

Sementara itu pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif menyebut film yang dibintangi oleh Wirda Mansur itu sangat liberal dan bertentangan dengan syariat Islam. Buya Yahya, panggilan KH Yahya Zainul Ma’arif, mencontohkan adegan pacaran dan membawa tumpeng ke dalam gereja. Itulah sebabnya Buya Yahya menyebut film yang dibintangi putri Ustadz Yusuf Mansur ini tidak mencerminkan akhlak santri yang sesungguhnya.

Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Imam Pituduh meminta berbagai pihak tidak terburu-buru menilai buruk terhadap film The Santri. Pasalnya film tersebut belum tayang dan masih berbentuk trailer. Sehingga adegan yang ditayangkan belum utuh dan hanya sepotong-sepotong.

Imam yang juga bertindak sebagai eksekutif produser ini pun mengajak pihak-pihak yang berkomentar negatif menonton film tersebut secara utuh. Hal ini untuk membuktikan tidak ada yang salah dalam film yang akan tayang pada 22 Oktober 2019 bertepatan dengan Hari Santri Nasional itu. (nad)