Muslim

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan rakyatnya agar tidak memberi sitgma buruk kepada Muslim atau menghubung-hubungkan Islam dengan terorisme.

Pernyataan ini sebagai respons terhadap protes seorang perempuan Prancis menggugat seorang politisi sayap kanan yang mengkritiknya karena memakai hijab di tempat umum.

Selain itu, Macron menyerukan bahwa sesama warga negara harus berdiri bersama.

Sebagai negara sekuler, Prancis melarang pemakaian pakaian penutup tubuh telah menjadi sumber kontroversi dalam beberapa tahun terakhir. Pemakaian hijab dilarang di sekolah, kantor pemerintah, dan gedung-gedung publik di Prancis.

Pekan lalu, seorang perempuan Muslim yang memakai hijab menemani anaknya yang sedang studi tur ke parlemen lokal di Bourgogne-Franche-Comté di Prancis timur.

Hal ini kemudian memicu perdebatan juga memicu demonstrasi di jalan dan menghidupkan lagi perdebatan nasional mengenai pemakaian hijab di Prancis.

Pada 2011, Prancis menjadi negara Eropa pertama yang melarang cadar yang menutupi seluruh wajah di ruang-ruang publik.

Sementara alternatifnya seperti hijab, yang menutup kepala namun tetap memperlihatkan wajah pemakai masih diperbolehkan.

Saat ini di Prancis tidak ada larangan seorang ibu memakai hijab saat melakukan studi tur sekolah.

Presiden Macron merasa perlu menanggapi dengan menyerukan pemahaman lebih baik mengenai agama Islam di Prancis. Selain itu, ia juga mengecam stigma yang mengaitkan Islam dengan terorisme. (yan)