Trotoar

Kastara.ID, Jakarta – Trotoar atau jalur pejalan kaki merupakan fasilitas yang disediakan untuk memisahkan pejalan kaki dengan arus kendaraan bermotor ini, memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas keseharian masyarakat.

Trotoar di Ibukota saat ini dikembangkan dengan fungsi dan manfaat lebih luas. Dapat dilihat dari hasil revitalisasi trotoar di Jalan Sudirman-MH Thamrin yang selesai dikerjakan pada 2018 lalu.

Trotoar di jalur protokol ini dibangun lebih lebar dengan ukuran antara 8-12 meter dan didesain ramah bagi penyandang disabilitas, anak-anak hingga lansia. Di sepanjang trotoar itu disediakan jalur sepeda, jalur khusus difabel, ruang hijau, ruang aktualisasi seni budaya hingga ‘walk of fame‘ bertuliskan nama para mantan atlet berprestasi.

Perubahan wajah baru trotoar Sudirman-Thamrin banyak menimbulkan decak kagum warga Ibukota. Salah satunya Anas Buchori (43), warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang bekerja di kawasan Sudirman.

“Waktu pertama kali lihat trotoar Sudirman-Thamrin selesai dibangun, terus terang saya kaget. Hasilnya keren banget seperti trotoar di luar negeri,” akunya.

Anas mengaku bangga Ibukota memiliki trotoar yang dibangun begitu cantik, modern dan dilengkapi beragam fasilitas seperti trotoar di Sudirman-MH Thamrin ini.

“Kalau semua trotoar di Jakarta bisa dibangun begini, pasti makin banyak orang yang jalan kaki buat naik angkutan umum,” tuturnya.

Perasaan senang melihat kondisi trotoar Sudirman-MH Thamrin juga diutarakan Herman Astro (33), warga Kembangan, Jakarta Barat. Ia merasa haknya sebagai pejalan kaki sangat terpenuhi setiap kali melintasi trotoar ini.

“Di trotoar ini nggak ada pedagang yang jualan. Jadi kita nyaman jalan kaki. Apalagi di kanan kiri trotoar banyak pepohonan. Bisa dibilang ini trotoar yang diidam-idamkan warga Jakarta,” katanya.

Revitalisasi 51 Titik Trotoar

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, sejak 2017 hingga 2019, revitalisasi trotoar di Ibukota tercatat telah dilakukan sepanjang 134 kilometer. Sementara pada 2020, revitalisasi trotoar ditargetkan bisa direalisasikan sepanjang 47 kilometer.

“Revitalisasi trotoar angkanya akan terus meningkat setiap tahun,” ungkapnya.

Hari menyebutkan, tahun ini, revitalisasi trotoar dilaksanakan di 51 titik yang tersebar di lima wilayah kota DKI Jakarta dengan total anggaran Rp 327 miliar. Antara lain trotoar di Jalan KH Wahid Hasyim dan Sudirman-Thamrin Jakarta Pusat, Jalan Sisingamangaraja hingga Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan, Kawasan Velodrome Jakarta Timur, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Pluit Selatan Raya Jakarta Utara.

Di luar itu, ada 10 titik lokasi trotoar yang telah dan sedang direvitalisasi hingga akhir 2019. Masing-masing trotoar di Jalan Dr Satrio, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Matraman Raya, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Kramat Raya, Jalan Salemba Raya, Jalan Cikini Raya, Jalan Latumenten, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Kemang Raya.

“Trotoar akan dilengkapi ubin pemandu, bolard untuk mencegah motor naik ke trotoar, bangku, main hole, way finding, signage, wifi dan lampu jalan,” terang Hari.

Ia mengutarakan, revitalisasi trotoar juga dilakukan untuk mendukung program integrasi angkutan umum dan pengendalian kualitas udara di Jakarta. Kehadiran trotoar yang nyaman dan memadai diyakini mampu mendorong warga lebih mengutamakan berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, baik dari dan menuju tempat kerja maupun tempat wisata.

“Proyek percontohan revitalisasi trotoar di Jalan Sudirman-MH Thamrin sudah didesain ramah bagi para penyandang disabilitas. Di sana juga disediakan pelican crossing antar trotoar di sisi barat dan timur,” tuturnya.

Program revitalisasi trotoar yang tengah dikerjakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diapresiasi Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus. Menurutnya, revitalisasi trotoar yang sudah maupun sedang dibangun saat ini telah mengakomodir hak pejalan kaki dan kebutuhan penyandang disabilitas.

“Kami sangat mengapresiasi. Saat ini mulai terlihat wujud trotoar di Ibukota,” ucapnya.

Ia berharap, ke depan, revitalisasi trotoar bisa menyasar ke lokasi-lokasi sekolah. Sebagai tahap awal, Pemprov DKI harus menginventarisasi gedung-gedung sekolah yang lokasi sekitarnya telah memiliki trotoar.

“Ini upaya untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak sekolah,” pintanya.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna meminta program revitalisasi trotoar yang digencarkan Pemprov DKI Jakarta harus diiringi dengan gerakan mengkampanyekan budaya berjalan kaki kepada warga.

“Tantangannya sekarang setelah selesai membangun, Pemprov harus mendorong masyarakat untuk mau berjalan kaki,” ujarnya.

Yayat juga mendukung semangat Pemprov DKI Jakarta yang akan menjadikan Jakarta sebagai kota ramah pejalan kaki. Namun hal itu harus ditunjang dengan penyediaan angkutan umum yang mumpuni dan berkualitas.

“Saya harap, ke depan penataan trotoar dilakukan di sekitar stasiun dan pusat perbelanjaan untuk membangkitkan lagi budaya berjalan kaki,” tandasnya. (hop)