Gurusina, Nusa Tenggara Timur

Kastara.id, Gurusina – Kementerian Sosial (Kemensos) salurkan bantuan Rp 2,2 miliar guna membangun kembali kampung adat megalitikum Gurusina di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terbakar pada Senin (13/8) petang.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, bantuan itu untuk mengembalikan kampung Gurusina sebagai tempat destinasi wisata. Pembangunan kembali rumah adat warga Kampung Gurusina, tetap disesuaikan dengan arsitektur desa adat yang sesuai dengan keinginan masyarakat adat setempat.

“Kita harus mempertahankan keberadaan kampung ini sebagai tempat tujuan wisata. Untuk itu, rumah-rumah di sini harus dikembalikan seperti semua. Saya tadi ke kampung adat Bena menggambarkan bagitu bagusnya kampung itu,” ucap Harry saat bertemu warga Gurusina (16/11).

Harry mengaku kampung adat Gurusina sangat terkenal di seluruh dunia karena merupakan peninggalan budaya yang harus dilestarikan. “Ini kampung adat Megalitikum. Saat ini kebakaran sudah terjadi, maka langkah untuk membangun kembali mesti dilakukan,” tambahnya.

Dinas Sosial Provinsi bergerak cepat melaporkan ke Kementerian Sosial mengenai kebakaran tersebut. Kecepatan ini, dikatakan Harry membuat respons pemerintah juga semakin cepat membantu untuk warga Gurusina dalam memenuhi kebutuhan dasar dan membangun hunian sementara.

Bantuan Kementerian Sosial tersebut terdiri dari Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) untuk 33 unit/keluarga sebesar Rp 825 juta, Bantuan Isi Hunian Sementara untuk 27 keluarga sebesar Rp 81 juta, Bantuan Keserasian Sosial Kampung Gurusina sebanyak 3 paket sebesar Rp 150 juta, dan Bantuan RS-RTLH untuk tujuh kelompok sebesar Rp 1,05 miliar.

Selain itu, Kemensos juga melakukan penyaluran bansos Program Keluarga Harapan tahap IV kepada 150 Keluarga Penerima Manfaat Gurusina. Jumlah bansos untuk Provinsi NTT sebesar Rp 1,28 triliun yang terdiri dari basos PKH sebesar Rp 682.76 miliar untuk 386.315 keluarga, dan bantuan beras sejahtera sebesar Rp 597,4 miliar untuk 452.557 keluarga.

Sedangkan bansos untuk Kabupaten Ngada antara lain bantuan PKH sebesar Rp 12.89 miliar untuk 7.188 keluarga, bantuan beras sejahtera sebesar Rp 10.63 miliar untuk 8.051 keluarga.

Dalam penyalurannya, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui ATM Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Menurut Harry, penyaluran bantuan secara non tunai ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Sosial bahwa penyaluran bantuan sosial harus terpadu melalui kartu kombo. Dengan demikian, kata dia, bagi korban yang memenuhi kriteria akan dapat menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra), dan bansos lainnya.

“Pendekatan ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia telah menerapkan sistem perlindungan sosial yang adaptif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Ia menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Sosial Provinsi NTT, secara keseluruhan rumah adat yang berada di Kampung Gurusina berjumlah 33 unit, satu pos pariwisata, dan beberapa situs-situs adat di dalamnya.

Situs-situs tersebut yaitu tiga buah kayu Ngadu (Tiang Adat yang melambangkan wujud laki-laki) dan tiga Rumah Bhaga (Rumah Adat minimalis selaku simbol perempuan yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan sesajian kepada nenek moyang pada saat upacara adat).
Sebanyak 27 rumah adat hangus terbakar, tiga buah Ngadu dan tiga buah Bhaga juga ikut terbakar. (put)