Huawei ICT Competition Indonesia 2018-2019

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak perusahaan teknologi global yang masuk ke Indonesia untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Nilai tambah itu berupa peluang pengembangan keterampilan masyarakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Saya minta kepada seluruh perusahaan teknologi global harus mengembangkan kemampuan dan talenta masyarakat Indonesia, karena kita antara sedang dan sudah memasuki teknologi revolusi industri revolusi ke-4,” tegas Menteri Kominfo Rudiantara pada Awards Ceremony Huawei ICT Competition Indonesia 2018-2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (18/12) pagi.

Menurut Menteri Rudiantara, nilai tambah itu bisa berbentuk wadah kompetisi untuk pengembangan keterampilan masyarakat Indonesia khususnya pada bidang TIK. Oleh karena itu, kompetisi TIK mendapat apresiasi langsung dari Menteri Kominfo karena menjadi salah satu bentuk nyata investasi lebih yang diberikan oleh salah satu perusahaan teknologi asal China tersebut.

“Saya apresiasi kepada Huawei yang telah menyelenggarakan aktivitas ini. Di sini memang hanya ada 64 orang tapi prosesnya ini cukup panjang,” tambah Rudiantara.

Meski hanya 64 orang yang berhasil masuk ke tahap final yang berasal dari delapan universitas, Menteri Rudiantara berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi para pesertanya.

“Saya mengucapkan selamat kepada teman-teman di sini, kalian akhirnya masuk ke tahap terakhir dari kompetisi ini. Tadi saya sempat bertanya kepada beberapa peserta di sini juga tentang bagaimana hasil dari kompetisi ini, apa saja nilai lebih bagi generasi muda ini,” ujar Rudiantara.

Menteri Kominfo menyatakan Huawei sempat menghabiskan lebih dari USD 5 Juta untuk memberikan nilai tambahnya kepada Indonesia melalui RnD ataupun showcase. Investasi itu akan bisa memberikan bermanfaat bagi generasi muda atau pun generasi milenial di Indonesia.

“Saya tidak akan memberikan sambutan di sini apabila Huawei tidak bisa memberikan nilai tambah buat Indonesia, terutama bagi generasi muda,” tandasnya.

Kompetisi TIK yang diselenggarakan Huawei telah berlangsung di lima kota besar pulau Jawa dan melibatkan delapan universitas ternama. Ada Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Telkom University Bandung. 

Dalam kompetisi yang berlangsung sejak November 2018, Huawei berhasil menjaring 16 tim terbaik yang diundang ke Jakarta. Mereka terpilih dari 566 peserta yang mengikuti sejak proses pemilihan level kampus. Kemudian akan dipilih satu tim terbaik pada ronde final nasional di Jakarta. Tim A dari ITB terpilih jadi yang terbaik dan akan mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi TIK Internasional pada bulan Mei 2019 di China. (rfr)