Lobster

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo menanggapi kritik dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti terkait rencana dibukanya kran ekspor benih lobster.Jokowi mengatakan, rencana ekspor benih lobster yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo harus dilihat dari efek kemanfaatan dan lingkungannya (17/12).

“Yang paling penting, menurut saya, Negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak. Yang paling penting itu,” tegas Jokowi usai meresmikan Tol Balikpapan-Samarinda di Kabupaten Kartanegara.

Jokowi menambahkan, ekspor benih loster harus memperhatikan faktor keseimbangan. artinya, nilai tambah untuk negara harus diperoleh dan lingkungan juga tidak rusak. “Keseimbangan itu penting, bukan hanya bilang jangan (ekspor),” katanya.

Untuk mendapatkan keseimbangan tersebut, pemerintah bersama dengan para pakar masih terus mengkaji aturan terkait ekpor benih lobster ini. Pihaknya yakin bakal mendapatkan formula terbaik dari kajian tersebut. “Saya kira pakar-pakarnya tahulah mengenai bagaimana tetap menajga lingkungan, agar lobster tidak diselundupkan, tidak diekspor awur-awuran, tapi juga nelayan dapat manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita,” ujarnya.

Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk kembali membuka kran ekspor benih lobster menuai kritik dari mantan Menteri KKP periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti. Susi merasa keberatan jika ekspor benih lobster dibuka kembali. Ia khawatir besarnya ekspor benih lobster ke Vietnam akan merusak ekologi laut.

Susi menilai, tingginya permintaan benih lobster dari Vietnam membuat benih lobster dieksploitasi besar-besaran. Padahal menurut Susi, jika benih lobster dibiarkan tumbuh hingga dewasa di laut bebas, maka akan bernilai sangat tinggi saat ditangkap nelayan pada masa mendatang. (ant)