Vaksin

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta pihak-pihak tertentu menghentikan perdebatan tentang vaksin Nusantara di media. Budi menyatakan, vaksin adalah sesuatu yang sangat saintifik. Sehingga perdebatan tentang vaksin, termasuk Vaksin Nusantara, harus dilakukan sesuai kaidah ilmiah dan protokol baku.

Saat menghadiri acara diskusi virtual dengan pemimpin redaksi (pemred) media massa nasional semalam (18/4), Budi menambahkan, perdebatan tentang vaksin sebaiknya menjadi ranah para ilmuan. Masalah vaksin seharusnya dibicarakan dalam forum ilmiah, seperti jurnal atau seminar.

Itulah sebabnya masalah Vaksin Nusantara tidak tepat jika diperdebatkan di media oleh para politisi. Apalagi perdebatan dilakukan di media sosial atau medsos. Dalam diskusi virtual tersebut Budi menegaskan tidak cocok jika yang berdebat tentang vaksin adalah para pemred dan politisi. Menurut Budi para pemred adalah ahli di bidang media tidak tepat jika berdebat tentang vaksin yang menjadi bidang para ilmuwan.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menegaskan, pemerintah selalu mendukung pengembangan vaksin anak bangsa. Namun menurut Budi tetap harus menerapkan kaidah ilmiah. Menurutnya tidak ada jalan pintas dalam pengembangan vaksin. Masalah keamanan vaksin harus menjadi perhatian serius semua pihak.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, pihaknya telah menemukan kejanggalan dalam prosedur pengembangan Vaksin Nusantara. Vaksin berbasis sel dendritik yang dikembangkan oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto itu menurut Penny tidak melalui uji praklinik sesuai dengan prosedur yang ada.

Padahal menurut Penny, sesuai protokol dalam pengembangan vaksin, uji praklinik harus dilakukan. Saat memberikan keterangan (15/4), Penny mengakui uji klinik fase I sudah dilaksanakan pada 30 November 2020. Namun uji klinik tersebut tidak disertai data pengujian praklinik.

BPOM juga menilai pengembangan Vaksin Nusantara dilakukan secara tidak steril. Selain itu juga tidak disertai data keamanan kepada organ-organ utama manusia. Hanya terdapat data keamanan pada organ limpa. Sedangkan untuk keamanan organ utama lainnya, seperti jantung, hati, ginjal, paru, dan otak menurut Penny tidak ada datanya. (ant)