Partai Nasdem

Kastara.ID, Jakarta – Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Johnny G Plate sebagai tersangka dalam dugaan korupsi proyek BTS.

Namun bagi Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga, kondisi tersebut harus disikapi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan segera.

“Kasus tersebut tampaknya membuat para menteri Nasdem semakin terisolisir di kabinet. Hal itu dapat membuat menteri dari Nasdem semakin tidak nyaman dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya,” buka Jamil.

Kaeena itu, lebih bijak Nasdem menarik mundur menterinya dari kabinet Jokowi. Tidak ada lagi yang perlu dipertahankan dan dibanggakan di kabinet tersebut.

“Menteri dari Nasdem sudah dianggap duri dalam kabinet Jokowi. Bahkan kesannya sudah tidak dibutuhkan,” imbuh Jamil.

Jadi, dengan menarik diri dari kabinet, Nasdem sudah menjaga harga diri. Nasdem tidak lagi jadi pengemis hanya untuk jabatan menteri.

“Dengan mundur dari kabinet Jokowi, Nasdem akan dinilai tetap punya prinsip. Nasdem tidak akan dinilai sebagai partai pragmatis yang hanya mengejar jabatan dan kekuasaan,” tandas pengamat yang juga mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.

Nasdem juga akan lebih leluasa dalam mengusung Anies. Sebab, tekanan dari Istana akan dapat lebih diminimalkan.

Nasdem juga tidak lagi sungkan untuk mensosialisasi Anies ke berbagai daerah. Termasuk tentunya meng-counter balik kritik-kritik yang dilontarkan partai koalisi terhadap Anies.

“Keluarnya Nasdem dari kabinet juga akan memberi keleluasaan kepada Anies dalam menyampaikan pesan-pesan politik. Anies tak perlu lagi menahan diri untuk mengkritik kebijakan pemerintah,” tegasnya.

Menurut Jamil, hal itu akan menguntungkan bagi Anies dalam upayanya mengerek elektabilitasnya. “Keleluasaan itu akan membuat Anies dapat menyampaikan gagasan perubahan yang akan dilakukan lebih terbuka dan komprehensif,” pungkasnya. (dwi)