Kastara.id, Jakarta – Penyakit kanker payudara dan serviks merupakan penyakit tidak menular utama yang dapat dicegah dengan deteksi dini dan pengendalian faktor risiko. Pengendalian kanker saat ini sudah mulai dikembangkan ke arah faktor genetik.

Salah satu penanda (marker) genetik yang sudah diidentifikasi adalah breast cancer suspectibility gene 1 dan 2 (BRCA1 dan BRCA2) yang dikembangkan sebagai kemoprofilaksis yaitu pemberian kemoterapi pada orang yang mempunyai BRCA positif untuk tujuan pencegahan kanker.

Wanita dengan riwayat keluarga yang mengalami kanker payudara mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk terjadinya kanker payudara dibandingkan dengan wanita tanpa riwayat keluarga kanker payudara. Gen yang berhubungan dengan perkembangan kanker payudara yang diturunkan ini adalah BRCA1 dan BRCA2.

“Kerusakan pada gen ini dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara sampai 85%,” kata Sekretaris Badan Litbangkes Ria Soekarno terkait data riset kanker dalam keterangan pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes di Jakarta, Jumat (19/8).

Menurutnya, di Indonesia data mengenai BRCA pada perempuan belum banyak tersedia serta belum banyak diperiksa. Melengkapi data tersebut, Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI akan melaksanakan riset penyakit tidak menular khusus tumor payudara dan lesi prakanker serviks Agustus ini.

Ia menjelaskan, riset nasional berbasis komunitas ini menyediakan layanan pemeriksaan gen penanda kanker (BRCA1 dan 2). Pemeriksaan ini merupakan pelengkap dari pemeriksaan payudara klinis (SADALNIS), Inveksi Asam Asetat (IVA), dan usap serviks yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Responden riset ini adalah 70.000 perempuan urban berusia 25-64 tahun di 34 provinsi di Indonesia.

Pemeriksaan BRCA 1 dan 2 dilakukan pada responden dengan pemeriksaan payudara klinis (SADALNIS) positif dan atau SADALNIS negatif namun memiliki riwayat kanker ovarium dan payudara pada diri atau anggota keluarga lain (genetik). “Responden yang terindikasi tersebut diambil darah venanya sebanyak 9 ml untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium di Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kesehatan di tahun berikutnya. Genetik merupakan karakteristik individu yang merupakan variabel yang tidak dapat dimodifikasi selain umur dan etnik,” katanya.

Dari berbagai jenis kanker yang terbanyak di Indonesia jenis kanker yang dapat dicegah di antaranya adalah kanker payudara dan serviks. Kanker payudara dapat dideteksi dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau pemeriksaan payudara klinis (SADALNIS) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Sedangkan kanker serviks dapat dideteksi dengan pemeriksaan pap smear dan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) serta dapat dicegah dengan vaksinasi HPV (Human Pappiloma Virus). (npm)