Moledoko

Kastara.ID, Jakarta – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anton Tabah Digdoyo meminta pihak yang tidak paham agar tidak berbicara tentang agama Islam. Pasalnya ilmu agama Islam sangat spesifik dan membutuhkan pemahaman yang matang. Selain itu dibutuhkan penafsiran untuk memahami ilmu agama Islam.

Itulah sebabnya menurut Anton, kita dilarang menafsirkan agama Islam jika tidak mempunyai ilmu dan pemahaman yang benar.

Penjelasan tersebut menanggapi pernyataan kontroversial yang dilontarkan Kepala Kantor Staf Kepersidenan Moeldoko. Saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Indonesia, Jakarta (17/10), Moeldoko menyatakan Islam dan Tuhan tidak perlu dibela. Saat itu Moeldoko juga mempertanyakan fungsi dan manfaat dari ormas Front Pembela Islam (FPI).

Saat berbicara kemarin (18/10), Anton menjelaskan dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad  SAW menyatakan, rela jika dirinya dihina tapi tidak akan rela jika Allah dan Al Quran yang dihina. Dalam hadis tersebut ditambahkan, Nabi Muhammad akan menuntut sampai dimanapun. Menurut Anton, hadis inilah yang menjadi dasar umat Islam untuk memperjuangkan dan membela agama dan Tuhan.

Sementara itu pengamat politik Muslim Arbi mengatakan, pernyatan Moeldoko tersebut bisa dianggap menyebarkan kebencian terhadap Islam. Menurut Muslim, membela ajaran dan agama Islam adalah kewajiban setiap muslim. Itulah sebabnya pernyataan tersebut dinilai kontraproduktif.

Muslim mengatakan, umat Islam memahami karakter Moeldoko yang kerap menjelekkan Islam dan FPI. Mantan Panglima TNI itu menurut Muslim tengah mencari panggung agar bisa kembali masuk dalam kabinet. Di lain pihak FPI adalah topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Itulah sebabnya agar terpilih, Moeldoko selalu menjelekkan FPI. (rya)