Kastara.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pemulihan ekonomi global masih berlangsung lambat, meskipun harga komoditas sudah mulai membaik.

Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca-Pemilu Amerika Serikat (AS), perekonomian AS menunjukkan perbaikan. Hal tersebut tercermin dari membaiknya Produk Domestik Bruto (PDB) AS, stabilnya tingkat pengangguran, dan cendering meningkatnya inflasi. Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada Desember 2016 semakin menguat.

“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi di negara maju lainnya, seperti Uni Eropa, cenderung masih terbatas dan dibayangi oleh risiko politik,” ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat dalam keterangan resminya di Jakarta (17/11).

Di sisi lain, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti India dan Tiongkok diperkirakan masih menjadi pendorong ekonomi global. Di pasar komoditas, harga minyak dunia masih pada level yang rendah, sejalan dengan masih tingginya produksi minyak negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC).

Sementara itu, sejumlah harga komoditas ekspor Indonesia terus mengalami perbaikan, seperti minyak kelapa sawit, batubara, dan beberapa barang tambang lainnya. “Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan dalam masa transisi pemerintahan AS serta kebijakan yang akan ditempuh di AS, terutama terkait dengan kebijakan fiskal, suku bunga dan perdagangan internasional,” katanya. (mar)