Headline

Tuva

Oleh: Jaya Suprana

DALAM hal toleransi terhadap umat beragama, tampaknya Vladimir Putin lebih beradab ketimbang Xi Jinping dan Donald Trump. Sementara Trump menderita Islamofobia sehingga memusuhi umat Islam dan Xi mendirikan kamp “re-edukasi” bagi umat Islam di Uighur, ternyata Putin justru merangkul umat Islam di segenap pelosok Rusia masa kini.

Bukan cuma terhadap umat Islam dan Nasrani, Putin juga ramah terhadap masyarakat Buddha yang hidup di dalam wilayah Rusia. Agustus 2007, Vladimir Putin bersama Pangeran Albert dari Monako berwisata alam memancing di sungai Yenesei dan danau Tere-Khol serta berwisata budaya menyaksikan pergelaran konser Khoomei di Tuva.

Buddha
Secara geografis, Tuva bertetangga dengan Mongolia maka memiliki kebudayaan mirip dengan Mongolia termasuk dalam hal mayoritas penduduk adalah umat Buddha. 62 persen warga Tuva menganut Buddhisme, 8 persen Shamanisme, 2,5 persen Nasrani, dan sisanya mengaku tidak beragama.

Di masa rezim Uni Soviet yang fundamentalis komunis, masyarakat Tuva yang religius memiliki hubungan kurang baik dengan pemerintah pusat di Moskow. Setelah Uni Soviet runtuh, secara lambat namun pasti hubungan Tuva dengan Moskow membaik. Terutama pada masa kepemerintahan Vladimir Putin yang toleran terhadap umat beragama, hubungan Tuva-Moskow makin mesra. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu adalah warga pribumi Tuva.

Putin memromosikan Tuva sebagai destinasi wisata alam dan budaya utama Rusia dengan menampilkan dirinya sendiri sebagai tokoh promosi yang de facto berulang kali berlibur ke Tuva. Bahkan dengan sebuah kapal selam mini, Putin sempat menjelajahi dasar danau Baikal di Tuva.

Peradaban
Promosi Putin terhadap Tuva bukan sekedar propaganda politik belaka, sebab pegunungan, danau, stepa, dan padang pasir Tuva memang indah tiada duanya di Rusia.

Di Tuva, para wisatawan pemerhati peradaban dapat mengunjungi kuil-kuil Buddhisme maupun praktik keagamaan penganut Shamanisme yang diduga berasal dari Turki. Di Tuva, para wisatawan dapat bermalam di Yurt, tenda tradisional Mongolia seperti yang dihuni Jengis Khan, menyaksikan pergelaran musik tenggorok Khoomei, gulat tradisional Khuresh serta proses pembuatan pahatan dengan batu agalmatolit.

Kemesraan Putin dengan Tuva merupakan bukti peradaban yang menegaskan bahwa perbedaan agama sama sekali bukan alasan untuk saling membenci, sebab pada hakikatnya semua agama justru mempersembahkan ajaran kasih-sayang kepada umat manusia. (*)

* Penulis adalah pembelajar kebudayaan dan peradaban dunia.

Leave a Comment

Recent Posts

Selamat Ginting: Salim Said Bagai Kamus Berjalan Soal Politik dan Militer

Kastara.id,Jakarta - Pengamat politik dan militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan sosok almarhum Prof…

SIT Darul Abidin Anak Didiknya Menciptakan Permainan Sehingga Otaknya Lebih Sehat

Kastara.Id,Depok - Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono memberikan Sambutan dalam Kegiatan Scratch Day Celebration…

KPU Depok Pastikan Tidak Diikuti Oleh Calon Perseorangan Dalam Pilkada 2024

Kastara.Id,Depok - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat Wili Sumarlin memastikan pemilihan…

55 Anggota PPK Depok di Lantik Dan Langsung Berkerja Untuk Pilkada Serentak 2024

Kastara.Id,Depok - Kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat secara  resmi melantik…

Pencabutan dan Pembatalan Surat Pernyataan Sikap

Kastara.Id,Depok - Berdasarkan  Nomor  015/BSS/PS/V-2024 TANGGAL 14 MEI 2024.  Seluruh jajaran pengurus Perkumpulan Barisan Supian…

Selamat Ginting: Jurnalisme Investigasi Berkontribusi Terhadap Pemerintahan Demokrati

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menegaskan, jurnalisme investigasi keberadaannya sangat penting…