Giri Tirta Kahuripan

Kastara.id, Purwakarta – Purwakarta dapat menjadi alternatif liburan bersama keluarga. Udara sejuk, pemandangan indah, dan masyarakat ramah. Memang daerah ini berbeda dari kehidupan di Ibu Kota Jakarta. Tidak jauh dari Jakarta, jika menggunakan kendaraan pribadi, maka dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih tiga jam. Sedangkan kereta api, waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.

Pariwisata Purwakarta mulai berkembang tahun 2015. Saat ini, perkembangan pariwisata Purwakarta sangat pesat. Banyak destinasi yang bermunculan baik destinasi alam, buatan, maupun jasa seperti makanan dan hotel semakin berkembang.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi telah mengusung program Sembilan Tangga Cinta Purwakarta dalam tahapan-tahapan pembangunan untuk Purwakarta Istimewa. Masa jabatan bupati yang akan berakhir, beliau memfokuskan pada sektor pariwisata.

Menurut visi dan misi sesuai janji bupati periode tahun 2013-2018 bahwa semua jalanan, baik jalan raya atau jalan kecil harus bagus agar aksesnya mudah, otomatis destinasi, awalnya sulit dijangkau, sekarang jadi mudah. Masyarakat dari luar kota mudah datang ke sana, harga tanah jadi naik, dan perekonomian juga membaik.

Pemerintah Daerah ikut serta membantu perkembangan pariwisata di Purwakarta, saat ini pemda sedang memfokuskan promosi destinasi wisata melalui media cetak, media elektronik, dan media sosial. Hal ini diperlukan untuk mempromosikan destinasi yang  berada di wilayah pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta tanpa memilah-milah.

“Anggaran bidang pariwisata dan kebudayaan di seksi promosi tahun 2017 mencapai 4 miliar rupiah, namun dari serapan hanya 1 miliar rupiah. Tahun 2018, kami diberi anggaran sedikit hanya 1 miliar rupiah karena kemampuan APBD di Purwakarta saat ini terbatas,” kata Acep Yuli Mulya, Kepala Seksi Promosi dan Pengembangan Produk Wisata beberapa waktu lalu.

Saat ini, ikon kabupaten Purwakarta adalah Air Mancur Sri Baduga. Air mancur terbesar se-Asia Tenggara, dengan luas kurang lebih tiga hektar. Tayang setiap malam minggu, dibagi menjadi dua sesi yaitu pukul 19:30 dan 20:30.

Pengunjung bisa dirata-ratakan mencapai 25 ribu orang, kebanyakan berasal dari luar Purwakarta. Ada tiga pintu, satu pintu utama, dua pintu kecil untuk orang hamil, manula, dan disabilitas. Untuk menonton pertunjukan Air Mancur Sri Baduga, pengunjung tidak membutuhkan tiket, alias gratis. Untuk keamanan, pemerintah daerah bekerja sama dengan polisi, tentara, satpol, dan dishub.

Destinasi wisata Purwakarta digolongkan menjadi tiga, yaitu destinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah, destinasi wisata yang dikelola oleh swasta, dan destinasi wisata gabungan antara BUMN dengan masyarakat. Salah satu contoh destinasi wisata di Purwakarta yang dikelola oleh swasta adalah Resort Giri Tirta Kahuripan.

Resor Giri Tirta Kahuripan adalah Agro Wisata yang berlokasi di Jalan Raya Wanayasa, Desa Taringgul Tonggoh, RT 04/RW 13, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan lingkungan yang asri dan alami yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian pusat kota.

Resor ini dibangun sejak tahun 2009 sampai 2011 dan mulai dibuka tahun 2012. Giri Tirta Kahuripan berasal dari Bahasa Sunda. Giri artinya jati diri, tirta artinya air, kahuripan artinya tempat. Jadi, Giri Tirta Kahuripan adalah suatu tempat yang ada airnya.

“Kami tertarik membuat konsep pariwisata seperti di Bali karena letak geografisnya mendukung. Untuk resor saja di Jawa Barat banyak, yang agro wisata saja juga banyak, tetapi yang konsepnya digabung antara resor dan agro wisata di Jawa Barat baru ada di sini,” ujar Manajer Operasional Giri Tirta Kahuripan Sahal Mansur.

Giri Tirta Kahuripan memiliki dua jenis wisata yaitu kolam renang sebagai wisata andalan, dan agro wisata. Kolam renang yang dinamakan Sky Pool, dirancang khusus di ketinggian sehingga pengunjung merasakan berenang seolah-olah di atas bukit diantara awan yang melintas sambil menikmati pemandangan indah.

Untuk agro wisata yaitu pengunjung diantar dengan mobil untuk menjelajahi area resor dan melihat kebun buah dan aneka satwa seperti burung kakak tua, merak, rusa timor, ikan arapaima (ikan besar dari sungai Amazon), buaya muara, siamang, monyet, dan lain-lain. Selain itu, pengunjung dapat menikmati kegiatan outbondATVflying fox, kolam pancing, kolam ikan hias, kolam angsa, taman anggrek, green house, lapangan futsal, dan camping ground.

Untuk memasuki wisata ini, Anda akan ditawarkan dua pilihan tiket, yaitu tiket utama agro wisata seharga Rp 25.000 per orang, atau tiket agro wisata dan kolam renang (paket) seharga Rp 85.000 per orang. Pembelian tiket mulai pukul 08:00-17:00, wisata ini tutup pukul 18:00.

Perbandingan pengunjung saat weekdays dan weekend berbeda jauh. Pengunjung saat weekdays dibawah 100 karena orang sekitar Purwakarta saja yang datang. Namun saat weekend bisa mencapai 150 sampai 200 pengunjung. Apalagi kalau libur panjang (long weekend) pengunjung bisa mencapai 500 orang.

Cara pengelola mempromosikan tempat wisata ini yaitu melalui media sosial seperti instagram, facebook, dan website. Media sosial memberi dampak yang besar, misalnya ada 100 orang yang datang, kalau semuanya meng-upload di media sosial, berarti ada 100 promosi. Pihak Giri Tirta Kahuripan juga melakukan strategi marketing dengan cara presentasi ke perkantoran, pabrik, dan sekolahan.

Di daerah seluas kurang lebih 35 hektar, wisata ini menyediakan berbagai fasilitas yang ideal dan nyaman untuk mengadakan rapat kerja, pelatihan, seminar dan tentunya untuk Anda berwisata bersama keluarga dan kerabat. Resor Giri Tirta Kahuripan memiliki lima villa ukuran 10m x 10m, dan enam Cottages dengan masing-masing dua kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dan juga ada 13 kamar di Rumah Singgah, Barak dengan kapasitas 60 orang akan siap menjadi tempat akomodasi Anda.

“Saya senang melihat binatang yang ada di sini, karena bermacam-macam, jalan mengelilinginya tidak capek karena pakai mobil, dan udaranya juga sejuk jadi tidak kepanasan” kata Loli, salah satu pengunjung dari Jakarta saat berada di Giri Tirta Kahuripan.

Pariwisata bagi Indonesia memiliki peran penting, mulai dari Sumber Daya Alam, Sumber Daya Budaya, Sumber Daya Manusia, semuanya berpotensi.

Ada dua tipe wisatawan, yaitu Allocentris dan PsycocentrisAllocentris adalah wisatawan yang ingin menyendiri, ingin pergi ke tempat-tempat yang belum ramai dikunjungi, biasanya bersifat petualangan dan memaksimalkan fasilitas yang disediakan penduduk lokal. Psycocentris kebalikannya, yaitu wisatawan yang ingin ke kota besar, ramai dikunjungi orang, mengunjungi objek wisata dengan fasilitas standar sesuai dengan yang ada di negaranya

“Saya harap pariwisata di daerah kecil, masyarakatnya bisa bersabar. Dalam arti ketika wisatawan datang lalu menginap dan berbelanja, masyarakat jangan menaikkan harga atau menipu, ya yang wajar-wajar saja. Buatlah produk yang berkualitas seperti pelayanan yang memuaskan, sehingga uang akan datang,” Arief Faizal Rachman, Ketua Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan.

Menurutnya, citra destinasi wisata yang sedang berkembang jangan sampai dirusak oleh segelintir orang yang ingin mengambil keuntungan atau aji mumpung. Aparat desa juga harus mengawal, membimbing, dan membuat kompak. “Apalagi dengan adanya media sosial, orang bisa me-review tempat tersebut dan mempengaruhi pembaca lain yang ingin mendatangi tempat tersebut. Itu yang disebut Word of Mouth (WOM) melalui media sosial. Jadi, menjaga kualitas destinasi itu sangat penting,” ucap Arief. (nad)