Selandia Baru

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah tokoh agama/Kepercayaan dan pegiat masyarakat sipil Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap terkait aksi teror di Selandia Baru. Pernyataan sikap ini merupakan hasil pertemuan para tokoh agama/kepercayaan dan pegiat masyarakat sipil yang juga dihadiri Menag Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (20/3).

Berikut pernyataan sikap yang dibacakan Komarudin Hidayat di hadapan awak media:

Tanggal 15 Maret 2019, patut dicatat sebagai tanggal kesedihan yang melukai perasaan kemanusiaan sejagat. Pada tanggal itulah, sebuah aksi teror berupa penembakan para jamaah dua masjid di kota Christchurch, New Zealand, berlangsung. Lima puluh orang warga sipil yang tak berdosa meninggal, dan tak kurang dari lima puluh orang lain cedera, beberapa di antaranya sangat fatal. 

Aksi teror ini langsung mengingatkan kita pada cara-cara serupa yang pernah dilakukan oleh ISIS. Pelakunya, seorang kulit putih yang menganut ideologi rasis bernama Brenton Tarrant, 28 tahun, merancang aksinya ini sebagai “teater kekerasan”. Dengan darah dingin, dia memberondong jamaah masjid dan menyiarkan secara live sadisme itu lewat akun facebook-nya. Tindakan teror ini sengaja ingin diperlihatkan oleh pelakunya sebagai tontotan global. 

Dengan sangat sedih kita melihat teatrikalisasi aksi teror ini agar bisa ditonton oleh orang-orang seantero jagat. Sudah tentu ada maksud yang mau dituju oleh pelakunya, yaitu menciptakan ketakutan/teror massal. Aksi ini juga tampak diniatkan untuk membelah masyarakat dalam dua kubu: “kami” versus “mereka” — kami yang warga asli, dan mereka yang merupakan warga asing, pendatang, dengan agama dan tradisi yang berbeda. 

Ideologi teror dan kebencian memang memiliki cara pandang yang khas, yaitu membelah dunia ke dalam dua kubu besar, “kami” versus “mereka”, dan setelah itu menciptakan permusuhan permanen antara keduanya. Ideologi ini bisa muncul dengan baju agama apa saja, atau tanpa baju agama sama sekali. Tetapi tujuannya sangat jelas, yaitu menciptakan permusuhan permanen antara golongan-golongan yang berbeda. Tujuan ini jelas bertentangan dengan ajaran semua agama dan kepercayaan yang ada di dunia ini. Bahkan, tujuan ini jelas sangat anti-manusia. 

Sikap Kami

Menanggapi aksi teror ini, kami, para tokoh antar agama/kepercayaan dan penggiat masyarakat sipil di Indonesia, menyatakan sikap sebagai berikut: 

Kami mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas aksi teror penembakan di dua masjid di New Zealand itu. Kami juga mengirim takziyah dan belasungkawa kepada keluarga seluruh korban dalam tragedi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa menganugerahi mereka ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi kehilangan orang-orang yang mereka cintai, yang sangat mereka sayangi. 

Kami semua bersama kalian dalam kesedihan ini. Kami mengecam sekeras-kerasnya tindak teror ini. Dengan keyakinan yang amat mendalam, kami percaya bahwa tindakan ini berlawanan dengan doktrin dan ajaran moral yang dititahkan dalam agama dan kepercayaan kami. Bukan hanya itu. Kami juga percaya, tindakan ini adalah anti-manusia. Kami juga tahu berdasarkan informasi yang ada pada kami, bahwa tindak-teror-penembakan ini bukanlah tindakan asal-asalan (random act), melainkan tindakan yang berkesadaran mendalam — deeply motivated act. Ini bisa kita baca dalam manifesto yang secara terang-terangan disiarkan oleh pelakunya, Brenton Tarrant. 

Motivasi utama di balik teror ini adalah kebencian pada umat Muslim, Islamofobia, selain juga kebencian kepada imigran (senofobia). Karena itu, kami dengan kesadaran penuh, menyatakan bahwa Islamofobia dan senofobia/kebencian pada orang asing adalah ideologi dan cara pikir yang sesat serta berbahaya bagi kemanusiaan. Kami mengecam pikiran ini sekeras-kerasnya. Ajaran agama dan kepercayaan kami mendakwahkan cinta antar manusia dan hidup bebrayan secara damai. 

Kami ingin mengatakan kepada umat Islam yang saat ini menjadi sasaran teror di New Zealand itu: bahwa kami bersama kalian untuk menolak segala bentuk kekerasan. Kami tahu benar bahwa asas pokok ajaran Islam adalah perdamaian, kasih-sayang sesama umat manusia, serta saling memahami dan mengenal antara semua golongan, sebagaimana termuat dalam sebuah ayat dalam Qur’an: 49:13. 

Kami, selain itu, juga melihat adanya gejala tak sehat yang berlangsung di media sosial. Ada sebagian kalangan yang punya niat buruk untuk menggunakan aksi teror di New Zealand ini guna menyebarkan kebencian kepada umat non-Muslim, atau terhadap dunia Barat. Kami dengan tegas menolak upaya seperti ini. Tindakan semacam itu selain tidak bermoral, tidak bertanggung-jawab, juga akan menciptakan lingkaran kebencian yang tiada habis-habisnya. 

Kami juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PM Selandia Baru, Jacinda Ardern, yang sejak menit pertama, dan dengan sikap kenegarawanan (state-womanship) kelas dunia mengulurkan tangan simpati dan dukungan kepada umat Islam di negerinya, sehingga mereka tak merasa sebagai orang asing. PM Ardern juga dengan tegas menolak ideologi kebencian yang jelas-jelas menjadi motif di balik aksi teror ini. Tindakan PM Ardern untuk menyebut aksi ini tanpa ragu-ragu sebagai terorisme sangat kami hargai. 

Penghargaan serupa juga kami tujukan kepada PM Australia, Scott Morrison, yang dengan cepat merespons pernyataan salah seorang senator di negerinya yang jelas-jelas memberikan simpati kepada tindakan teror itu. Tabik yang tinggi kepada PM Morrison untuk ketegasan moral seperti ini. Sikap tegas seperti ini akan mengirim sinyal baik kepada dunia Islam bahwa dunia Barat tidak memusuhi umat Islam. 

Last but not least, kami juga memberian penghargan yang setinggi-tingginya kepada Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, yang dengan tegas mengutuk tindakan teror ini. Kecekatan pemerintah dalam menanggapi aksi teror ini kami pandang penting agar menutup kemungkinan tuduhan bahwa pemerintah Indonesia tidak bersimpati kepada umat Islam yang sedang mengalami serangan di negeri lain. Tuduhan-tuduhan jahat seperti ini sudah sering kita dengar, dan tujuannya adalah untuk menciptakan pandangan yang keliru di masyarakat mengenai pemerintah. 

Semoga Tuhan Sumber Kasih Sayang dan Cinta mencurahkan kasih sayang kepada para korban penembakan di New Zealand ini, beserta segenap keluarga mereka. Semoga negeri kita selalu dianugerahi kedamaian dan kehidupan bebrayan yang rukun dan saling menghargai. 

Perkenankan kami menutup pernyataan ini dengan mengatakan bahwa: Ideologi/aksi kekerasan dan kebencian tidak memiliki tempat di dalam dunia yang beradab.

Selain para tokoh agama/Kepercayaan dan pegiat masyarakat sipil Indonesia dalam pembacaan pernyataan sikap ini juga dihadiri perwakilan kedutaan besar Australia dan Denmark. (put)