Kecelakaan

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa tiga sampai empat orang meninggal dunia setiap jam di Indonesia akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut Budi, mayoritas kecelakaan terjadi pada sepeda motor. Hal ini banyak terjadi pada masyarakat berusia 15-29 tahun.

“Kalau bicara kerugian rupiah itu luar biasa, ini memang harus kami amati secara seksama,” ungkap Budi, Selasa (20/4).

Secara total, Budi menyatakan data kecelakaan lalu lintas mencapai lebih dari 500 ribu kejadian. Dari kecelakaan itu, 164 ribu orang meninggal dunia.

“Tingginya kecelakaan itu juga akibat kendaraan angkutan umum, baik penumpang maupun barang,” tutur Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, tingkat fatalitas kecelakaan di Indonesia terus meningkat sejak 2011 hingga 2018. Pada 2011, kecelakaan yang melibatkan bus dan truk tak lebih dari 10 ribu kejadian. “Tapi sampai 2018 angkanya jadi 30 ribu,” kata Budi.

Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Jumlah kecelakaan yang melibatkan bus dan truk di Eropa pada 2001 sangat tinggi. “Tapi semakin tahun sampai 2018 sudah ada banyak perbaikan. Ini mungkin ada peran pemerintah dan operator,” tutur Budi.

Budi menjelaskan beberapa penyebab kecelakaan yang sering terjadi, antara lain ban pecah, rem blong, rangka patah, speleng kemudi, serta truk over dimensi dan over load (ODOL). Budi mengaku pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap bus dan truk.

Budi mengingatkan agar operator juga rutin mengecek kondisi kendaraan. Sebab, faktor kecelakaan bukan hanya ada di pengemudi, tapi juga pihak lain seperti operator.

“Kalau terjadi kecelakaan, tidak hanya pengemudi tersangka, mekanik juga bisa jadi tersangka. Kalau operator ada unsur kesalahan, bisa saja operator juga kena. Mulailah memperbaiki kebiasaan yang tidak bagus terhadap aspek keselamatan,” jelas Budi. (ant)