LRT

Kastara.ID, Jakarta — Setelah mengalami penundaan, akhirnya Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) akan melakukan uji coba pada 12 Juli 2023, sebelum nantinya akan beroperasi secara penuh. Bertambahnya jenis moda transportasi massal ini adalah kabar baik dalam upaya besar menata dan mengintegrasikan transportasi massal di wilayah aglomerasi Jakarta dan sekitarnya demi mengurai kemacetan yang semakin parah.

Anggota Komite II DPD  RI yang membidangi persoalan transportasi Fahira Idris mengungkapkan, beroperasinya LRT Jabodebek diharapkan efektif mengurangi masuknya kendaraan pribadi bermotor ke wilayah Jakarta sehingga secara bertahap bisa mengurai kemacetan terutama di waktu atau jam-jam sibuk yaitu pagi dan sore hari.

“Saya mengapresiasi Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya karena akhirnya LRT Jabodebek akan beroperasi. LRT Jabodebek adalah salah satu solusi konkret untuk mengimbangi tingginya mobilitas warga Jabodebek dan cara efektif mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi sehingga secara bertahap kemacetan bisa terurai. Namun, kehadiran LRT Jabodebek akan efektif dan menjadi pilihan warga terutama para pekerja di Jabodebek jika terintegrasi dengan moda transportasi massal lain atau moda transportasi pendukung menuju halte LRT,” ujar Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini dalam keterangan tertulisnya (18/5) kepada Kastara.ID.

Terkait integrasi, menurut Fahira Idris, harus dipastikan semua halte LRT Jabodebek mulai dari Cawang, Dukuh Atas, Kuningan, Setiabudi, Pancoran, Cikoko, dan Ciliwung terintegrasi dengan Halte Transjakarta. Sementara untuk daerah yang belum mempunyai layanan Bus Rapid Transit (BRT) seperti Transjakarta, harus ada koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk melakukan rerouting sejumlah angkutan umum agar bisa mengantar penumpang masuk ke stasiun LRT Jabodebek di wilayah masing-masing.

Selain itu, untuk memudahkan masyarakat mengakses stasiun LRT Jabodebek terutama di kawasan permukiman dan kawasan industri besar yang selama ini warganya mengandalkan transportasi pribadi ke Jakarta, penyediaan fasilitas shuttle bus menuju dan dari halte LRT akan efektif menjadikan transportasi massal berbasi rel ini sebagai pilihan utama masyarakat. Terlebih, jika kantong-kantong keramaian seperti pusat perbelanjaan juga menyediakan layanan angkutan umum dari dan ke halte LRT Jabodebek, dipastikan membuat masyarakat akan lebih memilih naik LRT untuk bermobilitas.

“Jadi catatan saya, selain terintegrasi dengan Halte Transjakarta, LRT Jabodebek akan jadi pilihan masyarakat dan pekerja untuk bermobilitas jika akses mereka menuju halte LRT dimudahkan dengan disediakan layanan angkutan umum yang aman dan nyaman. Selain itu, yang juga sangat penting adalah kebijakan penentuan tarif yang harus terjangkau baik tarif angkutan umum menuju halte maupun tarif LRT Jabodebek itu sendiri. Apalagi jika ada kebijakan integrasi tarif, di mana masyarakat yang naik LRT Jabodebek tidak perlu lagi membayar jika ingin menyambung perjalanan menggunakan Transjakarta,” pungkas Fahira Idris. (dwi)