Kastara.id, Jakarta – Forum inisiatif #WonderTech menggelar forum diskusi yang diikuti lebih dari 150 peserta berasal dari berbagai perusahaan dan organisasi di sektor teknologi, konsultan bisnis, venture capital, dan kantor hukum. Wondertech sendiri yang digagas oleh Khailee NG (500startups), David (Angin), Sandhya Devanathan (Country Director Facebook), Dayu Dara (VP Go-Jek), Florian Holm (Co CEO Lazada), Stephanie Alicia (Lazada), dan Aurora Nia (Senior Legal Counsel Zalora), merupakan forum inisiatif yang bersifat netral tanpa afiliasi dengan satu kesatuan. Lahirnya Wondertech bertujuan untuk memberikan inspirasi dan mendukung membangun partisipasi dan kesuksesan perempuan di bidang teknologi.

Forum diskusi yang berlangsung di Agro Plaza, Jakarta, Kamis (20/7) ini, diisi oleh sejumlah panelis seperti Noni Purnomo (Direktur Blue Bird Group), Shinta Kamdani (CEO Sintesa Group), Hanifah Ambadar (Pendiri & CEO Female Daily), Sati Rasuanto (MD Endeavour Indonesia), dan David Soukhasing (Direktur ANGIN).

Sebelum forum diskusi berlangsung, Wondertech sempat melakukan survey. Hasil surveynya, sebagian besar perempuan (85%) merasa tidak bisa gender terkait kesempatan untuk terlibat atau bekerja di sektor teknologi. Sementara sebagian besar perempuan lainnya merasa bahwa pria masih lebih diuntungkan (55%) untuk mencapai posisi eksekutif senior. Sedangkan dalam mengembangkan karir, sebanyak 33% perempuan merasa lebih mudah melakukannya jika mereka menjadi pria.

Demikian pula saat forum diskusi tersebut, kembali dilakukan survei secara langsung. Hasilnya, mayoritas peserta berpendapat bahwa promosi untuk posisi senior yang bebas dari gender bisa menjadi hal terpenting untuk mendorong kemajuan karir perempuan di bidang industri.

Salah satu catatan penting dalam forum diskusi ini, adalah penting untuk memastikan keberagaman dalam pola pikir dan latar belakang bagi para pemimpin di tingkat manajemen. Co-CEO Lazada Florian Holm mengatakan, pentingnya peningkatan jumlah perempuan yang duduk pada posisi penting dalam perusahaan-perusahaan teknologi dapat menjadi kunci kemajuan perusahaan tersebut. Hingga pada akhirnya peran perempuan dapat turut berkontribusi mendorong kemajuan dalam bidang teknologi di Indonesia.

Sementara David Soukhasing dari Angin berpendapat sendiri terkait peran perempuan dalam bekerja. “Saya sebagai investor juga melihat pentinganya jam kerja yang flexible untuk ibu yang bekerja,” katanya.

Salah satu yang menarik dari forum diskusi ini, mayoritas peserta berharap ke depannya akan dapat dikembangkan sejumlah program berkelanjutan. Di antaranya seperti workshop dan mentoring yang dapat meningkatkan minat perempuan untuk terjun dan mengembangkan karir di bidang teknologi hingga mencapai posisi puncak di institusinya.

Sementara itu Noni Purnomo selaku Direktur Blue Bird mencoba berbagi pengalamannya saat mulai merintis karirnya. Perempuan yang bekerja di industri dengan mayoritas pekerja pria ini ternyata punya kiat tersendiri. Menurut Noni, hal pertama dan utama yang perlu dipahami adalah kemampuan persepsi terhadap diri sendiri. Persepsi positif terhadap diri sendiri akan membantu untuk tetap percaya diri, karena hanya diri sendiri yang tahu dengan pasti kelebihan dan kekuatan kita.

“Kita tidak bisa mengontrol orang lain. Yang jelas, memiliki pemikiran dan kehendak pribadi. Yang bisa kita kontrol adalah diri sendiri,” kata Noni yang beberapa kali harus menghadapi situasi serupa.

Saat pertama kali bergabung di Blue Bird, Noni bekerja di departemen pemeliharaan bersama para mekanik yang notabene adalah para pria. Saat itu keberadaan Noni muda selalu dikaitkan dengan posisi orang tuanya sebagai pemilik perusahaan. Walau tidak sedikit yang memandangnya sebelah mata, Noni tidak menyerah. “Intinya adalah bagaimana menyampaikan pesan tidak dengan kata-kata, tapi juga melalui perilaku. Saat kita ingin dihormati, maka kita harus menghormati orang lain,” ujarnya.

Meski berbekal ilmu tinggi, Noni mengaku tidak menempatkan diri sebagai orang yang lebih tahu segalanya. Sebaliknya, Noni justru merasa harus dengan rendah hati menempatkan posisi sebagai seseorang yang sedang belajar. “Saya memang tidak sempurna, tapi saya mau belajar dan menjadi jauh lebih baik daripada mereka. Pada akhirnya, hasil akan mengungkapkan kualitas kita,” kata Noni.

Noni menambahkan, ketika dengan pencapaian atau prestasi yang diraih masih ada beberapa orang yang tetap memandang remeh kompetensi kita, maka kita tak perlu ambil pusing. “Masih banyak hal penting lain yang perlu diurusi,” ujarnya. (koes)