Sail Moyo Tambora 2018

Kastara.id, Malang – Pendidikan transportasi saat ini menjadi hal yang penting guna menciptakan insan transportasi berkualitas. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan studi makalah ke depannya lebih banyak mengangkat tentang sektor transportasi laut.

“Saya memang jujur tadi ada ketidaksamaan, kalau saya inginnya studi laut yang paling banyak, karena laut itu antah berantah masih banyak sekali case, tapi di sini 75% case-nya darat. Nah ini yang saya minta kepada panitia untuk mengarahkan yang akan datang itu kalau yang laut dan udara kasih insentif ya,” ujar Menhub dalam Simposium XXI dan Wisuda Mahasiswa Universitas Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi, Wisuda Program Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu (20/10).

Menhub mengungkapkan, masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan di perhubungan laut. Hingga kini Kementerian Perhubungan belum maksimal mengatasinya.

“Karena laut itu banyak sekali misterinya. Kita negara yang lautnya banyak, jujur kita belum maksimal eksplore itu. Jadi saya ingin itu. Bahkan kalau saya ditanya apa dua hal yang menjadi problem yang harus diselesaikan? Ya pelayaran rakyat, pelayanan masih sederhana, banyak dibutuhkan orang kita belum sampai ke sana. Nah, itu mesti dipikirkan,” ungkap Menhub.

Kementerian Perhubungan targetkan akan ada program studi transportasi di 10 universitas di Indonesia dalam dua tahun mendatang.

“Kalau saat ini baru ada satu program studi di Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Saya sih paling tidak 10 universitaslah ya dalam dua tahun ini, tapi saya khususkan memang luar Jawa, saya minta yang Jawa ini jadi pen-support. Jadi tenaga-tenaga saya ambil dari UB, UGM, UI, dan lainnya menjadi bapak angkat untuk membina,” ucap Menhub.

Menhub menuturkan, hingga saat ini di Universitas Brawijaya mempunyai 300 makalah yang bisa menjadi masukan untuk Kementerian Perhubungan. Kegiatan ini dapat menjadi interaksi yang baik antara pemerintah dengan para pendidik.

“Kami sangat butuh banyak input dari para akademisi, dan sudah banyak sekali yang telah diberikan (dari para akademisi). Ketika kami dalam keadaan kesulitan, saya sampaikan masalah (kepada para akadamisi) untuk didiskusikan, kami berikan kesempatan untuk direkomendasikan dan sering kali rekomendasi itu sangat valid dan langsung kita sampaikan kepada masyarakat. Ini adalah satu interkasi yang baik antara pemerintah dengan para pendidik dan pemikir dan ini harus kita dorong,” tutur Menhub.

Menhub juga memastikan bahwa dirinya selalu melibatkan akademisi ketika membuat regulasi atau kebijakan. “Saya tidak pernah membuat regulasi tanpa konsultasi dengan akademisi,” kata dia. (danu)