PPP

Kastara.id, Jakarta – Seruan islah (rekonsiliasi) kembali disuarakan terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang pecah menjadi tiga kubu yakni kubu Romahurmuziy,  kubu Humprey Djemat, dan kubu PPP khittah.

Seruan itu disampaikan tokoh PPP Lukman Hakiem yang mengaku berada di luar ketiga kubu itu. Namun mantan staf khusus mantan Wakil Presiden Hamzah Haz ini mengapresiasi Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III yang diselennggarakan kubu Humprey Djemat.

Menurutnya, Mukernas yang telah dihadiri 34 DPW itu membuka ruang untuk dilakukannya islah dengan kubu Romahurmuziy. “Ajakan itu untuk mengembalikan marwah PPP,” kata Lukman Hakim di Jakarta, Selasa (20/11).

Menurut Lukman, sejak munculnya konflik PPP, dirinya tidak pernah bosan menyerukan islah. “Saatnya untuk dilakukan satu muktamar untuk satu PPP,” jelasnya.

Lukman menjelaskan, meskipun pemerintah hanya mengakui PPP pimpinan Romahurmuziy, di lapangan masih ditemui kepengurusan PPP hasil Muktamar Jakarta. “Belakangan malah muncul PPP Khittah,” katanya lagi.

Oleh karena itu, dia berharap agar dikukuhkannya pengacara Humphrey Djemat sebagai Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta meneruskan estafet kepemimpinan Djan Faridz yang mengundurkan diri, dapat memberi angin segar bagi keutuhan kembali PPP.

“Ini memang tugas yang tidak ringan, tetapi harus tetap dikerjakan. Saya berharap, Pak Humphrey konsisten pada jalan islah yang penuh dengan onak dan duri itu,” ujarnya.

Mengenai keputusan Mukernas mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Lukman menyampaikan kegembiraannya karena Mukernas telah berpihak kepada hasil Ijtima Alim Ulama.

“Sebagai partai warisan ulama, sudah seharusnya PPP mengikuti petunjuk para ulama,” jelas Lukman.

Keputusan Mukernas dinilainya telah mewadahi aspirasi kader dan umat Islam. Lukman melihat hasil Mukernas itu sebagai perubahan haluan politik PPP Muktamar Jakarta yang sangat signifikan dan menggembirakan.

“Semoga dengan hasil Mukernas itu, martabat partai warisan ulama ini kembali tegak,” ujar penulis buku mengenai pejuang muslim yang mengaku sebagai kader PPP dirinya tidak aktif di dalam kepengurusan PPP yang mana pun.

Bagi Lukman, baik PPP Romahurmuziy, PPP Humphrey Djemat, atau PPP Khittah, semuanya adalah PPP. “Bahwa pemerintah hanya mengakui salah satu, itu soal lain,” imbuhnya.

Pada kesempatan lain, Wasekjen DPP PPP Mimin Austiana yang pada Mukernas lalu bertindak sebagai panitia sungguh bergembira atas rekomendasi yang dihasilkan mendapat respons yang luar biasa dari para kader dan umat Islam.

Dirinya mengaku sampai meneteskan air mata karena banyak sekali WhatsApp dan komentar di laman medsos yang menyambut baik. Bahkan video saat pembacaan hasil Mukernas oleh Ketua Umum yang ada di medsos ditonton puluhan ribu kali.

“Subhanallah, sekali lagi umat dan kader menanti ini,” lirih ibu yang juga aktif di Muslimat NU dan mengajar di beberapa perguruan. (danu)