Jiwasraya

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengakui, kondisi keuangan perusahaan asuransi milik negara itu sedang morat-marit. Hal ini imbas dari kesalahan Jiwasraya dalam menginvetasikan uangnya. Salah satunya akibat membeli saham-saham perusahaan yang tidak jelas.

Saat memberikan keterangan pada Rabu (20/11), Hexana menjelaskan bahwa pimpinan perusahan sebelum dirinya kerap melakukan investasi secara asal-asalan. Hal ini terkesan aneh, bagaimana mungkin perusahaan sekelas Jiwasraya melakukan pembelian saham-saham ‘gorengan’ dan tanpa pertimbangan matang.

Saham gorengan biasanya adalah saham yang fluktuasi atau pergerakannya berjalan dengan cepat. Saham gorengan biasanya dimiliki oleh perusahaan yang tidak perform, seperti menderita kerugian dan kapitalisasinya kecil. Akibatnya, menurut Hexana, ketika saham gorengan tersebut jatuh, Jiwasraya pun ikut jatuh.

Hexana menambahkan, sebagai perusahaan asuransi, Jiwasraya bertanggung jawab melunasi kewajiban kepada nasabah. Di sisi lain kondisi keuangan perusahaan sedang tidak baik. Akibatnya perusahaan mengalami tekanan likuiditas.

Sementara itu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan tidak akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutupi kerugian yang dialami Jiwasraya. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatawarta menyebut bahwa Kementerian BUMN belum pernah mengajukan alokasi dana APBN untuk menyelamatkan Jiwasraya.

Isa menjelaskan, kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk menutupi kerugian Jiwasraya mencapai Rp 32 triliun. Isa menambahkan, sejauh ini Kementerian BUMN cukup percaya diri dan berusaha mencari dana dari sumber lain. Isa yakin pihak Kementerian BUMN akan menghubungi Kemenkeu jika merasa membutuhkan tambahan dana untuk membantu Jiwasraya. (mar)