Jakarta

Kastara.ID, Jakarta – Jakarta Public Service (JPS) mengapresiasi pencapaian luar biasa Provinsi DKI Jakarta yang mampu mencatat rekor dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berstatus Sangat Tinggi dengan nilai 80,77 dan menjadi yang terbaik se-Indonesia meski di tengah pandemi COVID-19.

Status IPM Sangat Tinggi tersebut diperoleh bila IPM berada di atas 80. Sedangkan, IPM dengan angka 70-80 berstatus Tinggi, 60-70 berstatus Sedang, dan IPM di bawah 60 berstatus Rendah.

Direktur Eksekutif JPS Mohammad Syaiful Jihad mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pencapaian IPM di DKI Jakarta tahun ini juga lebih tinggi dari IPM nasional yang mencapai 71,94.

“Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya DKI Jakarta dengan IPM tergolong Sangat Tinggi karena bisa mencapai di atas 80. Prestasi luar biasa,” ujarnya, Ahad (20/12).

Menurutnya, pencapain IPM dengan status Sangat Tinggi tersebut menjadi indikator semakin membaiknya pelayanan publik. Terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan peningkatan kesejahteraan.

“Indeks Pembangunan Manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia yang dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent standard of living),” terangnya.

Ia menambahkan, IPM di DKI Jakarta terus menunjukkan progres menggembirakan karena semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Bila merujuk data BPS DKI Jakarta, selama lima periode gubernur, mulai dari Sutiyoso, Fauzi Bowo, Joko Widodo, hingga Basuki Tjahaja Purnama, terlihat tren peningkatan IPM di DKI Jakarta.

Pada akhir kepemimpinan periode pertama Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (2002), IPM Jakarta sudah mencapai 75,60, lebih tinggi dari IPM nasional yang mencapai 65,80. Pada akhir kepemimpinan periode kedua Gubernur DKI Sutiyoso di tahun 2007, angka IPM di DKI Jakarta mencapai 76,59, lebih tinggi dibandingkan IPM nasional sebesar 70,59.

Kemudian pada saat akhir kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di tahun 2012, angka IPM Jakarta meningkat sebesar 77,53, sementara IPM nasional hanya 67,70.

Ketika masa akhir kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di tahun 2014, IPM di Jakarta sudah mencapai 78,39 yang juga jauh lebih tinggi dibandingkan angka IPM nasional yang hanya mencapai sebesar 68,90.

Selanjutnya di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, ternyata BPS mencatat IPM di DKI Jakarta pada tahun 2015 mencapai 78,99. Sedangkan besaran IPM nasional ketika itu mencapai 69,55.

“Era kepemimpinan Pak Anies bersama Pak Ariza tahun ini sangat luar biasa dengan pencapaian IPM berstatus Sangat Tinggi. Pencapaian ini tentu juga tidak terlepas dari peran Legislatif. Sinergi yang baik dengan Legislatif serta kolaborasi dengan seluruh stakeholder sangat diperlukan dalam membangun Jakarta,” tandas Syaiful.

Untuk diketahui, tahun ini Provinsi DKI Jakarta berhasil lebih baik dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan IPM sebesar 79,97 dan Kalimantan Timur di posisi ketiga dengan IPM 76,24. (hop)