Touring Manaqib

Kastara.id, Jakarta – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mendukung kegiatan Touring Manaqib ke Pantai Santolo Kabupaten Garut Jawa Barat. Event pariwisata yang  berbasis religi ini berlangsung Sabtu (20/1).

Selain berwisata menikmati indahnya pantai Santolo, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Manaqib merupakan kegiatan pengajian dengan meneladani Syaikh Abdul Qodir Al Jailani ini rutin digelar komunitas pengajian Manaqib TQN 38 di berbagai tempat.

Manaqib tahun ini sendiri terasa istimewa karena Hadrotus Syaikh Abah Aos Ra.Qs dan Habib Idan serta para wakil Talqin bakal mengisi acara, dan terbuka bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat.

“Acara ini kita beri tajuk Matuh yang merupakan singkatan dari Manaqib dan Touring Atuh. Kegiatannya tentu saja manaqib dan siapa pun bisa ikut touring ini. Kami proyeksikan peserta touring manaqib diikuti sekitar 5000 peserta,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana Habib Idan yang juga sesepuh Masjid Muhammad Alwi Soreang, didampingi pengasuh pesantren Sirnarasa Panjalu Ciamis, KH Dadang Muliawan, Jumat (19/1).

Bagi yang tertarik mengikuti kegiatan, silakan datang ke Pantai yang indah dan bersih ini. Agar semakin meriah, panitia pun menyiapkan hadiah dan doorprize bagi peserta. “Silahkan daftar melalui kami juga, berkah tambah keimanan dan siapa tahu dapat doorprize motor matic besar dan hadiah menarik lainnya,” ajak Habib Idan dan Kyai Dadang.

Pantai Santolo adalah salah satu tempat wisata terkenal di Garut. Pantai Santolo mempunyai bentang pantai cukup panjang, dengan pasir putih  halus. Wisatawan bisa menikmati nuansa pantai masih asri di selatan Jawa Barat itu.

Deputi Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, pihaknya rutin mendukung pengembangan wisata religi gagasan Masjid Muhammad Alwi dan Pondok Pesantren Sirnarasa ini.

Menurut Pitana, kegiatan yang bernuansa Islam dan sangat religius ini menjadi sarana untuk menyampaikan budaya muslim yang telah mendarah daging di nusantara. Sehingga optimis, budaya bernuansa islami ini bisa mendatangkan nilai tambah dari segi religius maupun pariwisata.

“Potensi wisata halal di Indonesia sangat besar karena sebagian besar warga Indonesia beragama Islam. Jadi potensi itu lebih besar,” kata Kepala Bidang Pemasaran I Area Jawa Wawan Gunawan.

Menurutnya, kegiatan tersebut dapat menjadi potensi wisata dengan mempromosikan wisata pantai Santolo melalui wisata religi dan lainnya ke masyarakat luas. “Saya percaya, event seperti ini bisa menjadi potensi wisata religi serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, sekaligus mempromosikan wisata di Pantai Santolo Garut Jawa Barat  ke tingkat nasional dan internasional,” kata Wawan.

Wisata religi memang berdampak signifikan pada ekonomi rakyat karena 100 persen anggapan itu sesuai fakta di lapangan. Pergeseran orang dari satu titik kota ke kota lain di dalam negeri, termasuk sebagai wisata. Karena mereka akan membelajakan uang selama berwisata, meskipun wisatawan nusantara memiliki motif menambah keimanan dan ketaqwaan. (dwi)